Jakarta, Aktual.com — Berbagai kalangan masyarakat mulai turun ‘ke jalan’ untuk menyuarakan penolakan pembaharuan kontrak penambangan PT Freeport Indonesia. Perusahaan asal Amerika Serikat itu dianggap hanya sebagai ‘benalu’ yang justru merusak bangsa ini.
Solidaritas untuk Pergerakan Aktifis Indonesia (Suropati) mendesak pemerintah untuk tidak memperbaharui kontrak penambangan Freeport di bumi Papua. Desakan itu mereka sampaikan langsung saat berunjuk rasa di depan kantor pusat PT Freeport, di Jakarta, Kamis (26/11).
“Kami berusaha mendesak negara, mendesak pemerintah pusat untuk tidak memperpanjang kontrak Freeport. Mendesak elit-elit negara untuk menasionalisasi Freeport,” tegas Presidium Suropati, Aditya Iskandar, di depan Plaza 89, Jakarta Selatan.
Suropati menegaskan, pihaknya akan terus melawan jika pemerintah bersikukuh untuk memperbaharui kontrak Freeport. Menurut mereka, keberadaan Freeport hanya merugikan bangsa dan negara.
“Kami akan terus melakukan perlawanan. Menyuarakan bahwa kita harus mengelola tambang kita sendiri. Tidak ada lagi pentingnya Freeport di Indonesia. Merusak lingkungan, membuat konflik masyarakat di Papua,” terang Aditya.
Jikalau pemerintah tetap memperbaharui kontrak karya Freeport, sambung dia, sama saja dengan mengkhianati bangsa sendiri. “Jangan coba-coba memperpanjang kontrak karya. Kalau sampai diperpanjang berarti pemerintah telah mengkhianati bangsa sendiri,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Menteri ESDM, Sudirman Said dalam suratnya tertanggal 7 Oktober, secara lugas ‘menjamin’ adanya pembaharuan kontrak penambangan untuk Freeport.
Padahal, Freeport sendiri sampai hari ini belum menuntaskan beberapa kewajibannya, seperti halnya membangun pengolahan hasil tambang atau dikenal dengan smelter. Perusahaan asal Amerika Serikat itu juga belum mendivestasikan sahamnya sesuai dengan kesepakatan.
Khusus untuk pembangunan smelter itu tertuang dalam Pasal 169 Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yakni pemegang kontrak karya wajib melakukan pemurnian. Smelter itulah yang nantinya akan melakukan permunian terhadap hasil bumi yang diambil Freeport dari ‘perut’ pulau Papua.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby