Dia meminta semua pihak untuk berhati-hati dan tidak gegabah melakukan tindakan yang dapat memancing emosi umat Islam. Tindakan pembakaran bendera dan respon berlebihan, kata dia dapat menimbulkan ketersinggungan kelompok yang dapat memicu konflik internal umat beragama.
Pengamat politik Boni Hargens juga mewanti-wanti, ancaman nyata saat ini datang dari Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dan Jamaah Anshor Daulah (JAD). Ia menilai, sel-sel kelompok radikal, tetap eksis dan mencari momentum tepat untuk kembali eksis ke permukaan.
Kata dia, HTI sudah dibubarkan sebagai organisasi, tetapi HTI sebagai kumpulan orang tidak bisa dibubarkan, artinya masih bisa menjadi gangguan sistem pemerintah untuk mereka bisa mewujudkan khilafah.
“Motifnya ini kan bukan hanya menggantikan pemerintah tetapi ingin menetapkan dasar-dasar syariah ke dalam sistem pemerintahan negara ini, ke dalam praktik politik. Itu yang kami persoalkan, karena kami bicara masa depan, ketahanan ideologi kita,” tegas Boni.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid