Seorang petugas mengenakan masker ketika bertugas di tengah kabut asap di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (3/8). Kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Riau terus mengancam aktivitas penerbangan di Bandara Pekanbaru karena menurunkan jarak pandang yang bisa meningkatkan risiko terjadi kecelakaan pesawat terbang. ANTARA FOTO/FB Anggoro/Rei/aww/15.

Jakarta, Aktual.com —  Kabut asap mulai menyelimuti Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin yang berada di wilayah Kota Banjarbaru, seiring dengan tibanya musim kemarau. Namun kabut asap yang menyelimuti bandara internasional tersebut masih tipis, sehingga belum mengganggu jadwal penerbangan, baik keberangkatan maupun kedatangan.

Begitu pula angkutan jalan raya masih tampak berjalan lancar, tidak terganggu dengan kabut asap, karena belum parah, kecuali tercium bau menyengat yang karena kebakaran lahan.

Karena jarak pandang masih mencapai 1.000 meter, sehingga pesawat jenis jet bisa terbang dan mendarat, terlebih bagi yang menggunakan baling-baling tak untuk keberangkatan ataupun kedatangan.

Beberapa warga menduga kabut asap tersebut karena kebakaran lahan, baik sengaja maupun disebabkan kelalaian, seperti terjadi pada sejumlah kawasan di wilayah Kota Banjarbaru dan daerah sekitar. Pada beberapa kawasan/lokasi di sekitar Jalan Trikora dan Jalan Aneka Tambang Banjarbaru terlihat bekas kebakaran lahan atau semak belukar.

Selain itu, kabut asap yang menyelimuti Bandara Syamsudin Noor tersebut, mungkin kiriman dari daerah lain yang juga terjadi kebakaran lahan dan semak belukar.

“Apalagi kalau kebakaran itu pada kawasan lahan gambut, sehingga lambat padam dan asapnya terus mengepul,” ujar Yanto, salah seorang warga “kota idaman” Banjarbaru Sabtu (8/8).

Ayah dari tiga anak dan seorang pemilik kebun itu memperkirakan, kabut asap bisa semakin tebal, bila kebakaran lahan tetap terjadi dan tak terkendali, karena kemungkinan musim kemarau masih lama.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka