Jakarta, Aktual.com — Melemahnya sejumlah data Tiongkok seperti laju GDP, industrial production, dan lainnya memberikan imbas negatif pada laju mata uang Asia, termasuk laju mata uang Rupiah yang masih melanjutkan pelemahannya. Di sisi lain, pelemahan ini turut terimbas pelemahan sejumlah harga minyak mentah dunia setelah merespon data-data dari Tiongkok.
“Mulai adanya pembalikan arah dikhawatirkan dapat memberikan peluang kembali terjadinya pelemahan,” ujar kepala riset NHKSI, Reza Priyambada di Jakarta, Selasa (20/10).
Dengan pelemahan tersebut, memberikan ruang bagi US$ untuk dapat terlihat lebih menguat. Dari data yang kami peroleh laju indeks USDJPY, USDCNY, USDCHF, dan beberapa lainnya mengalami pelemahan seiring mulai berkurangnya data dorongan beli.
“Meski pelemahan mulai terbatas namun, Pelaku pasar kembali dimungkinkan akan melepas Rupiah dan kembali beralih ke USD seiring kurang baiknya data-data di Asia khususnya Tiongkok. Laju Rupiah diprediksi berada di bawah target support 13.550. Sedangkan kurs tengah BI di Rp13.578-13.580,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka