Ekonon Senior, Rizal Ramli saat diskusi dengan tema “Indonesia Perlu Pemimpin Optimis yang Bawa Perubahan” di gelar di Tebet, Jakarta Selatan, Senin ( 25/2/2019). Rizal mengungkapkan bahwa penurunan angka kemiskinan di era Jokowi – JK menunjukan paling rendah dari era kepemimpinan semua presiden sebelumnya sejak reformasi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, aktual.com – Ekonom senior Rizal Ramli, melayangkan kritikan terhadap pemerintahan Joko Widodo, terkait dengan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Menurut mantan Menko Kemaritiman ini, perekonomian Indonesia mandeg di kisaran 5 persen, sehingga rakyat sulit untuk mendapatkan pekerjaan.

Selain itu, Rizal Ramli juga menjanjikan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik hingga 8 persen, jika pasangan capres Prabowo Subiant0-Sandiaga Uno terpilih dalam Pemilu 2019.

Berikut siaran pers Rizal Ramli yang diterima di Jakarta, Jumat (12/4).

“Kita tidak mau lagi sekedar ‘Business As Usual”, kita tidak mau lagi ekonomi Indonesia terus mandeg di 5%, kita tidak mau lagi daya beli rakyat merosot, tidak mau lagi rakyat kita susah mencari pekerjaan, kita tidak mau lagi kebijakan ekonomi tidak adil, yang hanya menguntungkan yang kuat dan asing saja”.

“Kita tidak mau lagi yang dibangun hanya infrastruktur tanpa planning yang benar, sehingga meninggalkan trauma 3-O (over supplies, over-price dan over- Borrowing).

“Kita tidak mau lagi resiko makro-ekonomi Indonesia terus meningkat karena tambahan utang ugal-ugalan dan bunga/yield sekitar 7.9% termasuk tertinggi di kawasan” “Neraca perdagangan terburuk (-USD8,6 milyar, 2018) dan Current Account Defisit (-USD9,1 millar atau 3,57% GDP, Q4, 2018. CAD 2018: – USD31,1 milyar atau 2,98% GDP. Terparah di Asia Tenggara) terbesar, sehingga ekonomi Indonesia sangat rentan terhadap berbagai gejolak external”

“Cukup sudah dengan stagnasi dan kemandegan ini” “Enough is enough !!”

Hi Petahana, apa yang anda kerjakan selama ini?
Katanya “Kerja, Kerja, Kerja”, kok hasilnya memble gini? Jangan-jangan hanya kerja tanpa strategi, kerja tanpa kepiawaian, kerja tanpa manfaat yang besar untuk rakyat Indonesia?”

“Itulah mengapa rakyat Indonesia bergemuruh inginkan perubahan. Agar hidup rakyat lebih baik, lebih adil, lebih sejahtera. Kami ingin pembangunan yang lebih berkeadilan, lebih inklusif dan lebih memakmurkan.”

“Untuk itu, Pemerintahan Prabowo Sandi berencana melakukan:

– Pertumbuhan Ekonomi rata-rata 8% tahun 2020-2024. Dengan cara-cara terobosan yang innovatif, bukan cara “business as usual”. Dengan kebijakan makro-ekonomi yang lebih stimulatif tetapi semakin prudent”
– Memompa daya beli rakyat golongan bawah, tanpa kartu-kartu “lolypop”, dengan kebijakan pro-rakyat: Dalam 100 hari menurunkan tarif listrik 900VA dan 450 VA, menurunkan harga pangan, menaikkan gaji PNS lebih tinggi dari inflasi (Pemerintah Gus Dur, Menkonya RR & Pak Kwik Kian Gie, naikkan gaji PNS 125% dalam 21 bulan. Ini naikkan 5% saja sudah bangga setengah mati, padahal inflasi total 4 tahun terakhir 13%, jadi PNS justru rugi -8%, itupun sebagian besar belum dibayarkan. Dengan langkah-langkah Prabowo itu, daya beli rakyat akan meningkat, serta membangkitkan kembali sektor ritel yang saat ini sangat lesu.
– Membangun 1 Juta Perumahan Untuk Rakyat dan membangkitkan sektor real estate. Dengan langkah ini akan tercipta tambahan 3,5 juta lapangan kerja, langsung maupun tidak langsung, dan tambah pertumbuhan ekonomi 1,5 % per tahun. RR & Kwik pernah naikkan pertumbuhan ekonomi dari -3% menjadi +4,5% dalam 21 bulan tahun 2000-2001, dengan utang yang berkurang melalui “innovative debt management” spt debt swap, debt-to- nature swap dll
– Mencapai Kedaulatan Pangan, Kedaulatan Keuangan, Kedaulatan Energi dan Air Untuk Rakyat se-maksimum mungkin, dan dengan all-out, bukan “business as usual”
– Mengubah strategi menarik investasi. Pihak Petahana membujuk, mengemis untuk menarik Investor Asing. Hasilnya : ala kadarnya. Siapa yang mau datang? wong pertumbuhan ekonominya mandeg sekitar 5%. Mending mereka ke India (7,1%), Vietnam (7,1%) bahkan Filipina (6,2%), bahkan Bangladesh (7,7%). Pemerintahan Prabowo-Sandi akan ganti strategi, genjot dulu pertumbuhan ekonomi 8%, tidak perlu ngemis sini ngemis sana, yang tidak datang, akan merugi sendiri
– 4,5 terakhir, terjadi percepatan deindustrialisasi (accelerated de-industrialization). Industri hanya tumbuh 4%, lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi,5%. Tidak aneh pekerjaan susah dan upah mandeg. Itu terjadi karena kebijakan impor ugal-ugalan, export strategy yang tidak agresif, dan paket 16 kebijakan yang tidak efektif. Prabowo-Sandi akan percepat Industrialisasi dengan strategi yang jelas untuk meningkatkan daya saing produksi Indonesia.
– Khusus untuk mencapai kedaulatan pangan, Prabowo-Sandi akan mengubah sistem kartel-cum-quota impor, yang merupakan sumber korupsi besar, menjadi sistim tarif yang juga berfungsi melindungi petani kita. Prabowo Sandi akan membangun 1 juta sawah padi baru, 1 juta kebon Jagung baru, dan 0,5 juta ladang tebu baru, reforestrasi jutaan Ha. Tapi yang paling penting, Prabowo-Sandi komit untukan laksanakan “Kebijakan Pro-Tani” sehingga menjadi petani untung dan makmur, melalui “Pendapatan Petani naik 2 kali lipat dalam 5 tahun.” melalui penetapan harga dasar untuk 3 komoditi penting.
– Prabowo Sandi akan mengubah demokrasi kriminal menjadi demokrasi yang amanah dan accountable melalui reformasi pembiayan partai politik. Membenahi Hukum, sehingga kebocoran anggaran sebesar 2000 Trilliun (dari pengeluaran dan potensi penerimaan. KPK) bisa dihapuskan dan digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin