Jakarta, Aktual.co — Pengadaan biaya pembangunan pasar darurat Klewer Solo sebesar Rp22,1 miliar masih kurang sekitar Rp8,9 miliar sehingga Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, kini gencar mencari tambahan melalui dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
“Pemkot kini terus gencar mencari tambahan dana untuk membangun pasar darurat Klewer lewat CSR,” kata Sekretaris Daerah Pemkot Surakarta, Budi Suharto, di Solo, Jumat (16/1).
Pemkot terus menjalin komunikasi dengan sejumlah perusahaan dengan harapan bantuan pembangunan pasar bisa segera beroperasi. Estimasinya, pembangunan pasar darurat bakal menelan anggaran Rp22,1 miliar.
Dana tersebut di luar biaya kompensasi seperti sewa lahan. Dana hanya diperuntukkan pembangunan fisik pasar darurat.
“Sudah ada yang siap membantu Rp3,7 miliar. Baru ada satu perusahaan yang siap. Ini kami sedang cari CSR perusahaan lainnya,” katanya.
Bantuan pembangunan pasar darurat juga digelontorkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah. Menurut Sekda, Pemprov akan menggelontorkan dana Rp9,5 miliar. Artinya masih ada kekurangan dana Rp8,9 miliar.
“Kas daerah bisa diartikan Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (Silpa) 2014. Tapi sekarang belum bisa disebut Silpa karena belum diaudit BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan belum ditetapkan menjadi Perda APBD 2015,” katanya.
Ia mengatakan total dana pada kas daerah tercatat ada Rp175 miliar. Dana tersebut berasal dari sejumlah sumber, diantaranya Dana Alokasi Khusus (DAK) pendidikan, efisiensi anggaran maupun sisa pagu anggaran. Namun dari dana Rp175 miliar, Budi mengatakan dana sekitar Rp100 miliar dinilai aman dan bisa digunakan untuk pembangunan pasar darurat.

Artikel ini ditulis oleh: