Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika menegaskan bahwa pembangunan Pelabuhan Cilamaya, Jawa Barat tidak akan memberikan banyak manfaat untuk perekonomian Indonesia. Justru, penerimaan negara akan turun jika pelabuhan itu terbangun.

Pasalnya, di area lokasi tersebut saat ini terdapat kegiatan perminyakan dan banyak tersalurkan pipa-pipa migas. Pembangunan Pelabuhan Cilamaya nantinya akan memaksa pipa-pipa migas tersebut dihentikan operasinya.

“Kegiatan perminyakan itu berseliweran pipa-pipa. Sebelum dibangun sudah dilakukan clearance oleh Angkatan Laut. Nanti kalau ada pembangunan pelabuhan, maka semuanya akan berhenti demi keselamatan. Kalau enggak bisa kebakar,” kata Kardaya di Jakarta, Selasa (10/3).

Ia mengungkapkan, selain mengancam kegiatan perminyakan Pertamina, dampak lainnya jika pembangunan pelabuhan cilamaya adalah akan menggangu sektor lain seperti pertanian. Hal itu disebabkan oleh jika kegiatan operasional minyak dan gas Pertamina tersebut terganggu, maka kegiatan pabrik pupuk pun otomatis akan setop. Sebab, gas untuk menghidupi pabrik-pabrik tersebut dipasok dari pipa-pipa gas milik Pertamina.

“Pabrik pupuk stop, maka petani di sekitar situ beli pupuk darimana? Tentu pertanian sebagai lumbung padi akan terganggu. Lokasi terganggu dan pabrik pupuk terganggu,” terangnya.

Lanjutnya, selain itu, 60% listrik di Jakarta yang dipasok dari gas di lokasi tersebut pun berpotensi akan padam. Akibatnya sebagian wilayah Jakarta akan mati listrik. “Dampaknya ke penerimaan negara, income negara turun, income daerah turun dari bagi hasil pun juga turun,. Pelabuhan itu bukan untuk masyarakat, untuk siapanya pun saya enggak tahu,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka