Denpasar, Aktual.com — Sejumlah budayawan dan seniman Bali meminta peruntukan gedung pameran seni rupa modern yang akan dibangun di Taman Budaya, Denpasar, tidak melenceng dari peruntukannya dan menyesuaikan perkembangan kekinian.
“Kami meminta agar pembangunan sarana pementasan dan gedung sesuai dengan fungsinya, artinya jangan sampai ada bangunan gedung atau wantilan yang baru, namun tidak memenuhi standar pementasan,” kata budayawan I Wayan Dibia di Denpasar, Jumat (19/8).
Berkaca pada gedung Wantilan di Taman Budaya Denpasar yang sekarang ini bangunannya sangat tidak layak untuk pementasan. Ada juga Gedung Ksirarnawa yang “gelung kori” atau ornamen pintu gerbang pementasannya diisi prada mengkilat pada panggung sehingga mengelabui pementasan.
Sementara itu, seniman Kadek Bakti Wiyasa meminta gedung pameran seni rupa bisa merespons keinginan seniman di masa kini. “Seperti misalnya ventilasi ruangan, kami ingin tanpa ada lagi sekat, atau tiang, cukup dinding kotak sehingga rekan-rekan bisa merespons ruangan itu sesuai dengan media ungkapnya,” ujar dia.
Tidak jauh berbeda, seniman Nyoman Catra juga berpendapat perancang seharusnya bisa menangkap apa keinginan dari fungsi panggung, yang representatif memenuhi standar pementasan yang elegan.
“Konsepnya harus matang, kalau misalnya, kalangan Ayodya dibangun Wantilan, saya berharap tidak lagi ada tiang-tiang yang menggangu pandangan dalam panggung. Begitupun di panggung, antara penonton dan pementasan diatur dengan baik, kemudian ruang tata rias bisa ditata lebih profesional lagi, tidak lagi di belakang panggung, carikan tempat lain, atau bisa dibuatkan basement di atasnya bisa panggung,” ucap Catra.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Bali merencanakan untuk membangun gedung pameran seni rupa modern yang lebih representatif di seputar Gedung Kriya, Taman Budaya Denpasar untuk mewadahi para perupa yang selama ini merasa kurang mendapat perhatian.
“Kami banyak mendapat keluhan dari para perupa, karena selama ini mereka tidak mendapatkan perhatian seperti halnya seni pertunjukan. Di samping itu, dari aktivitas seni rupa kita juga masih dikalahkan oleh Bandung, Yogya dan Jawa Timur,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha.
Dewa Beratha menambahkan, sebelum mematangkan rencana pembangunan gedung pameran itu, pihaknya memerlukan masukan dari para budayawan dan seniman bersama konsultan desain.
Dia menginginkan bangunan itu nantinya segera terwujud sesuai kebutuhan para seniman, karena merekalah yang akan menggunakan. Sejatinya rencana ini bisa segera terealisasi, namun persiapan dari pihak perancang mengalami sedikit keterlambatan sehingga diharapkan pada 2017 atau 2018 bangunan sudah terwujud.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu