Pedagang menduga kenaikan harga di pasaran terjadi akibat ketersediaan daging yang kurang serta kualitas yang menurun serta harga pakan yang memberatkan petani, sehingga harga sudah naik sejak dari kandang.

“Harapan kami harga kembali normal dan pembeli kembali banyak. Kalau seperti ini tidak hanya pembeli, kami pedagang banyak merugi karena ayam yang tidak terjual. Lebih baik harga murah pemakaian tinggi,” kata Rudi pedagang daging ayam.

Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Cianjur Himam Haris, mengatakan saat ini harga jual minimum dan maksimal sudah ditetapkan pemerintah pusat, sehingga pemda setempat sepakat untuk mengimbau peternak hingga pedagang untuk menyesuaikan harga.

“Patokan harga dari perhimpunan di pusat sudah jelas, termasuk mahalnya harga DOC Rp7000 perekor mempengaruhi harga daging ayam di pasaran, sehingga membuat pemerintah sulit untuk mengendalikan harga di pasaran,” katanya.

Namun berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Rp34.000 perkilogram, membuat pihaknya mengharapkan pedagang dapat menekan harga hingga Rp36.000 perkilogram untuk saat ini.

 

Ant

(Wisnu)