Yangon, aktual.com – Pemberontak di wilayah Rakhine Myanmar mengklaim bahwa pejabat partai pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi yang ditangkap telah tewas, dua pekan setelah diminta mengatur unjuk rasa melawan tuduhan genosida yang dihadapi Myanmar di Mahkamah Internasional.
Pemberontak bernama Arakan Army tersebut menyebut Ketua Partai Liga Nasional Demokrasi (NLD) Buthidaung, Ye Thein, pejabat sipil paling senior yang tewas di tengah kekacauan, terbunuh dalam serangan militer Myanmar terhadap kelompok pemberontak itu, Senin (23/12).
“Akibat serangkaian ledakan besar, beberapa tahanan tewas dan lainnya mengalami luka-luka. Ketua NLD dari Buthidaung, Ye Thein, meninggal dunia di tempat,” kata kelompok pemberontak itu dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Reuters, Kamis (26/12).
Dalam pernyataan itu juga disebut bahwa Ye Thein menjadi tawanan sejak 11 Desember lalu. Meskipun begitu, belum ada konfirmasi lanjutan terkait hal ini.
Militer Myanmar sendiri tidak berkomentar mengenai klaim tewasnya pejabat tersebut. Sedangkan juru bicara partai NLD, Myo Nyunt, mengatakan bahwa hal itu menjadi tanggung jawab Arakan Army.
Peristiwa itu menggarisbawahi peningkatan hilangnya kontrol pemerintah di wilayah yang menarik perhatian dunia itu sejak 700.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari konflik yang disebabkan oleh kelompok pemberontak lain pada 2017.
Belasan ribu orang telah mengungsi dari Rakhine sejak terjadi konflik antara Arakan Army dengan tentara Myanmar dimulai setahun lalu. Kelompok pemberontak berasal dari masyarakat mayoritas Budha Rakhine yang memperjuangkan otonomi lebih luas.
Bagaimanapun, Arakan Army menyatakan tidak terkait dengan kelompok pemberontak Rohingya 2017 yang membawa Myanmar pada tuduhan genosida di hadapan hukum internasional.
Arakan Army justru menyebut kelompoknya adalah satu dari sekian faksi etnis bersenjata yang mendukung kasus terhadap Myanmar tersebut.
Sementara itu, pemimpin Myanmar, Suu Kyi secara personal memimpin pembelaan Myanmar terhadap tuduhan genosida pada sesi dengar pendapat di Den Haag , Belanda, awal bulan ini.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin