Arsip Foto - Sejumlah bayi komodo (Varanus komodoensis) berada di dalam kandang perawatan di Kebun Binatang Surabaya (KBS), Jawa Timur, Selasa (28/6/2022). KBS menambah koleksi komodo menjadi 134 ekor setelah berhasil menetaskan 29 telur komodo dari dua pasang indukan yang bertelur mulai Juli hingga Agustus 2021. (ANTARA/Moch Asim)

Surabaya, Aktual.com – Pegiat Konservasi dan Pemerhati Satwa Liar Singky Soewadji menyoroti rencana Perusahaan Daerah Taman Satwa Kebun Binatang Surabaya (PDTS KBS) mengembangkan wisata baru Taman Komodo di Kota Pahlawan, Jatim.

Singky Soewadji di Surabaya, Sabtu, mengatakan Komodo adalah satwa liar Appendix I yang sangat dilindungi dan hanya ada di Indonesia.

“KBS adalah satu-satunya lembaga konservasi di dunia yang berhasil dengan sukses menangkarkan dan mengembangbiakkan Komodo hingga berjumlah sekitar 130 ekor lebih,” kata dia.

Ironinya, lanjut dia, hingga saat ini KBS tidak bisa melakukan upaya pemanfaatan untuk kepentingan konservasi Insitu (dalam habitat) maupun Exsitu (di luar habitat).

Sebagai pegiat konservasi dan pemerhati satwa liar, Singky mengaku sejak era zaman Tri Rismaharini menjadi Wali Kota Surabaya, sudah sering melontarkan ide agar Surabaya memanfaatkan Komodo di KBS yang kelebihan populasi itu. Salah satu idenya dengan membuat sebuah Taman Komodo di Surabaya.

Setelah sekian tahun, lanjut dia, akhir-akhir ini baru ada respons dari pihak PDTS KBS yang punya wacana membuat dua Taman Komodo yakni di kawasan Mangrove Wonorejo (Surabaya Timur) dan Kawasan Banyuurip (Surabaya Barat).

“Saya tidak perlu mengklaim bahwa ide Taman Komodo ini dari saya, tapi dengan wacana membuat dua Taman Komodo di Surabaya, menurut saya ini adalah ide orang yang tidak memiliki konsep konservasi,” kata dia.

Menurut Koodinator Aliansi Pecinta Satwa Liar Indonesia (Apecsi) ini, lembaga konservasi tidak harus mempunyai banyak cabang. Apalagi di KBS, kata dia, selain Komodo ada Babirusa, Bekantan dan Jalak Bali yang semuanya over populasi, sementara di habitatnya makin punah dan di kebun binatang lain sangat mendambakan.

Singky mengatakan, potensi KBS akan bisa menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah (PAD) Kata Surabaya bila dikelola secara profesional. “Jadi masa depan KBS ada di tangan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, KBS mau di bawa kemana?” kata Singky.

Humas PDTS KBS Agus Supangkat kepada wartawan di Surabaya mengatakan, saat ini tim dari Pemkot Surabaya dan PDTS KBS sedang melakukan studi kelayakan pembangunan Taman Wisata Komodo.

“Tahun depan manajemen KBS akan mempresentasikan di hadapan Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi,” kata Agus.

Saat ini, lanjut dia, KBS memiliki koleksi lebih kurang 133 komodo. Kemudian ada tambahan 29 komodo yang baru menetas dalam proses penangkaran beberapa bulan lalu.

“Jadi, Total KBS punya koleksi 162 komodo. Ini merupakan sesuatu yang luar biasa bagi masyarakat maupun peneliti,” kata dia.*

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Dede Eka Nurdiansyah