Jakarta, Aktual.com- Kementerian Energi dan sumber Daya Mineral (ESDM) akan segera melelang Blok East Kalimantan setelah PT Pertamina (Persero) akhirnya mengembalikan blok tersebut kepada Pemerintah secara resmi.
“Secepatnya, makanya secepatnya. Tidak ada waktu kita untuk tidak melelang secepatnya,” jelas Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (22/9).
Arcandra mengaku, sudah ada sejumlah perusahaan yang tertarik untuk ikut dalam pelelangan Blok East Kalimantan. Namun ia enggan menyebutkan detilnya hingga Pertamina resmi mengembalikan blok tersebut kepada Pemerintah.
“Ada beberapa yang tertarik. Tapi ini tentu tergantung gimana detilnya. Nah ini sedang kita tunggu. Secepatnya akan kita lelang,” kata Arcandra.
Blok East Kalimantan yang saat ini dikelola oleh Chevron Indonesia Company, akan habis masa kontraknya tahun 2018. Blok tersebut ditawarkan ke Pertamina, namun perusahaan pelat merah itu menolaknya karena dianggap kurang ekonomis. Antara lain karena adanya biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) atau biaya pemulihan lahan tambang.
Terkait biaya ASR ini, Wamen Arcandra mengatakan, pihaknya tengah mencari cara untuk menekan biaya ASR yang selama ini dianggap menjadi kendala perusahaan yang ingin mengelola blok terminasi. Pemerintah mencari teknologi yang pas dan efisien sehingga biaya ASR yang tinggi bisa dikurangi.
“Biar cost-nya bisa turun. Karena ASR kita pada PSC awal tidak di-cover. Nah ini jadi beban negara lewat cost recovery. Untuk itu kita harus cari teknologi yang pas. Yang bisa efisien, biar ASR yang tinggi ini bisa kita kurangi,” ucapnya.
Selain Blok East Kalimantan, 7 blok terminasi lainnya yang diserahkan Pemerintah ke Pertamina adalah Blok Tuban, Blok Ogan Komering, Blok Sanga-Sanga, Blok South East Sumatera (SES), Blok NSO, Blok B dan Blok Tengah.
Pewarta : Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs