Jakarta, Aktual.co — Isu santer terkait keterlibatan Surya Paloh dalam kerjasama Impor minyak mentah Sonangol EP dengan Pertamina dibantah sekretaris Kabinet Andi Widjojanto. Menurutnya, Kerjasama itu terjadi karena kerjasama antarpemerintah.
“Enggak ada kaitannya pada dasarnya. Karena ini G to G antara Indonesia dan Angola, ke bawahnya B to B, antara Sonangol dan Pertamina,” ujarnya di Jakarta, Rabu (3/12).
Presiden Jokowi menginginkan ada sumber alternatif energi, termasuk kerjasama dengan Angola. Saat ini kerjasama tersebut masih dalam proses, namun akan dicari negara lain juga sebagai sumber alternatif.
Dirinya menantang untuk melihat kinerja B to B dari Sonangol dan Pertamina. Menurutnya, semua itu murni tidak ada kaitannya dengan ‘bisikan’ Surya Paloh terhadap Presiden.
“Dilihat saja nanti bagaimana kedua BUMN ini melakukan kerja sama. Kalau saya ditanya, siapa saja yang dilibatkan, dan siapa tradernya, tidak ada satu pun yang bisa jawab karena antara Pertamina dan Sonangol lagi berunding,” ujarnya.
Dirinya mengaku tidak tahu menahu terkait isu yang beredar membawa nama Surya Paloh.
“Saya tidak tahu dari mana isu tersebut. Ada kekhawatiran a, b, c dan membawa nama Surya Paloh,” tandasnya.
Menurutnya, jika Pertamina membeli pada Sonangol, pemerintah akan menghemat sekitar Rp 11 triliun sampai Rp 15 triliun.
Seperti diberitakan sebelumnya, Surya Paloh adalah pembisik utama nama Sonangol EP ke telinga Jokowi. Pendiri Partai Nasdem ini juga tak menampiknya. Surya Paloh mengakui menyarankan Presiden Jokowi agar Pertamina bekerjasama dengan Sonangol. Hal tertebut bertujuan membantu pemerintah baru agar bisa menghemat dari impor minyak dan bahan bakar minyak (BBM).
Namun, kendati melibatkan PT Surya Energi Raya, perusahaan minyak milik Surya Paloh dalam mempertemukan Pertamina dan Sonangol, Surya Paloh membantah dirinya memiliki kepentingan bisnis dalam impor minyak Angola.
Pembelian dan kerjasama Minyak Impor Asal Senangol yang diberitakan dan disampaikan ke publik oleh Surya Paloh dan Rini Soemarno, Sudirman Said, bahwa Indonesia dalam hal ini Pertamina akan mendapatkan harga lebih murah dengan diskon USD 15/bbl dari Market Price.
Akan tetapi, hal berbeda terliat dari respons teknis oleh Senangol Asia per tanggal 20 November 2014, menjawab surat Pertamina, per tanggal 18 November 2014 mengenai “Counter To The Proposed Contractual Volume 2015” dimana Senangol secara tegas menjawab permintaan Pertamina mengenai diskon USD 15 /bbl tidak dapat diberikan dan masih mengacu pada normal-market price.
Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Sonangol ini dikuasai oleh oleh konglomerasi China yang diketahui bernama Sam Pa. Sam Pa dianggap media-media Barat sebagai pemilik CIF. Di Angola, tangannya melalui China Sonangol. Dan Sam Pa ini memiliki koneksi sangat kuat dengan para kepala negara di Afrika dan Amerika Latin.
Sebagai catatan, Grup Sonangol adalah kongsi lama Surya Paloh. Tahun 2009, Surya Energi mendapat pinjaman modal dari China Sonangol International Holding Ltd. Anak usaha Sonangol EP tersebut menyuntikkan dana 200 juta dollar AS ke Surya Energi untuk menggarap Blok Cepu.
Surya Energi adalah pemilik 75 persen saham PT Asri Darma Sejahtera. Sementara 25 persen saham perusahaan ini dikuasai oleh Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Asri Darma inilah yang memboyong 4,5 persen saham blok minyak jumbo di Cepu.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka