Dirut PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto. (ilusrasi/aktual.com)
Dirut PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto. (ilusrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Perombakan struktur organisasi PT Pertamina (Persero) atas inisiatif Dewan Komisaris tidak terlepas dari bumbu-bumbu politik. Posisi Pertamina sebagai BUMN strategis menjadi daya tarik tersendiri untuk diseret dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu sebagai sarana politik.

Untuk itu Presiden Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), Noviandri tidak menafikan adanya kemungkinan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Dwi Soetjipto memanfaatkan posisinya untuk bermain politik.

“Posisi Pertamina yang strategis sangat memungkinkan pertamina ditunggangi sebagai sarana politik oleh pihak pihak tertentu,” kata Noviandri saat ditemui di Gedung Pertamina Pusat Jakarta, Senin (15/8).

Kemudian akibat dari intrik-intrik yang telah terjadi selama ini, dia meyakini dalam waktu dekat bukan hanya sekadar perombakan struktur, namun akan ada pergantian di Jajaran direksi. Dia meminta semua pihak, tak terkecuali pemerintah sekalipun untuk menghentikan pemanfaatan perusahaan Pertamina sebagai alat politik

“Kami ingatkan, janganlah Pertamina dijadikan ajang politik. Apalagi pemerintah kita sekarang banyak faksi-faksi, saya yakin dalam waktu dekat Direksi Pertamina pasti akan ada pergantian,” tandas Noviandri

Sebelumnya Direktur Eksekutif CERI, Yusri Usman mensinyalir perubahan struktur organisasi Pertamina tersebu akibat adanya pergesekan sebelum resuffle kabinet 27 juli 2016 antara Dwi Soetjipto sebagai Dirut Pertamina dengan Menteri BUMN, Rini Soemarno.

Sebelum reshuffle itu terjadi, sempat muncul desas-desus bahwa Dwi Sucipto berupaya menduduki posisi orang nomor satu di Kementerian BUMN dengan cara menggeser Rini Soemarno.

“Bisa jadi perubahan struktur Pertamina ini diduga sebagai jalan untuk mengeser Dwi Sucipto atau setidaknya menjepit posisinya sebagai wujud tanggapan atas tindakan yang pernah dilakukan Dwi,” tandas Yusri.

(Dadangsah)

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Dadangsah Dapunta
Editor: Eka