“Pancasila kita telah melewati berbagai ujian dan cobaan. Namun demikian, dalam tatanan praktis, Pancasila belum terimplementasi dengan baik, sehingga masih terjadi banyak konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan SARA, politisasi agama dan sebagainya,” katanya.
Robikin mengatakan Indonesia juga harus dipimpin dengan visi keteladanan. Bangsa Indonesia saat ini membutuhkan teladan. Dengan memberikan teladan sikap dan perilaku, tidaklah susah bagi seorang pemimpin untuk mengarahkan kemudi kepemimpinannya mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
“Saya percaya bersama Kiai Ma’ruf kepemimpinan Pak Jokowi akan lebih baik lagi dalam membangun visi ini. Terkait hal ini ada sebuah teori sosial yang mengatakan, wajah dan peradaban suatu masyarakat merupakan cerminan sosok pemimpinnya,” kata dia.
Ketua PBNU mengatakan pemerintahan baru dengan visi pembangunan SDM, keumatan dan kebangsaan serta keteladanan sudah terintegrasi dalam visi-misi duet Jokowi-Ma’ruf sebagaimana telah disusun dalam kampanye pencalonan.
“Selamat bertugas, selamat berkhidmat untuk negara dan bangsa dengan iringan doa semoga Indonesia makin maju, berdaulat, berkepribadian, mandiri dan sejahtera. Amin ya Rabb,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: