Jakarta, Aktual.com – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj menyayangkan keputusan pemerintah yang terlalu buru-buru untuk tidak memberangkatkan jemaah haji Indonesia.
Padahal kata Said, Kerajaan Arab Saudi belum memberikan keputusan terkait pelaksanaan haji tahun ini.
“Menurut saya mengapa mendahului keputusan Pemerintah Saudi Arabia. Harusnya tunggu dulu keputusan dari Saudi Arabia. Kalau mereka menutup ibadah haji baru kita putuskan tidak ada haji,” kata Said Aqil dalam acara Halal Bihalal Virtual, Rabu (3/6) di Gedung PBNU, Jakarta Pusat.
Dia pun meminta Umat Islam yang sudah mendaftar haji untuk sabar dan menerima keputusan ini dan masalah uang yang sudah dibayarkan bisa ditarik kembali.
Dia pun ikuta menyayangkan, keputusan Kementerian Agama tidak berkoordinasi dengan DPR
“Setahu saya DPR tidak diajak ngomong bahwa haji ditiadakan. Hal seperti itu terkadang kita menganggap terlalu terburu-buru dalam mengambil keputusan,” ujarnya.
Jika alasan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama tidak mengadakan haji karena berpengaruh pada persiapan Indonesia yang tidak mungkin maksimal, menurut Said Aqil, pemerintah telah melaksanakan haji sejak dulu, selayaknya harus semakin cerdas, semakin sempurna dan ada antisipasi dalam menghadapi berbagai persoalan haji.
“Nggak sekedar alasan, persiapan belum sempurna, tidak siap. Padahal tiap tahun sudah menyelenggarakan haji dari jaman sebelum merdeka sampai sekarang. Kok gak semakin pinter gitu loh,” kata Said.