Jakarta, Aktual.co — Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Nining Indroyono Susilo mengatakan pemerintah perlu mendorong pertumbuhan investasi sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Investasi akan naik saat suku bunga turun,” katanya di Jakarta, Kamis (4/6).
Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi beberapa faktor antara lain pertumbuhan investasi, konsumsi, dan ekspor. Menurutnya, investasi dan ekspor harus menjadi andalan daripada konsumsi sehingga masyarakat tidak konsumtif melainkan produktif.
“Tapi kalau konsumsi naik meski menaikkan pertumbuhan ekonomi tapi agak kurang diharapkan karena konsumtif, jadi bagusnya kita jadi produsen, jadi andalannya adalah naiknya investasi dan ekspor,” ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah melalui Bank Indonesia dapat mendorong pertumbuhan investasi dengan menurunkan suku bunga. “Bank Indonesia selalu mempunyai ‘space’ (ruang) untuk ini (menurunkan suku bunga), dengan menurunkan suku bunga acuan SBI (Sertifikat Bank Indonesia), maka suku bunga kredit di bank kemudian turun,” tuturnya.
Dengan demikian, penurunan suku bunga itu dapat mendorong investasi langsung masuk ke Indonesia dan membuat iklim usaha lebih kondusif. “Bank Indonesia kan tugasnya mengelola ekspektasi ya, tentunya bisa dan ini secara matematis dan simulasi bisa dihitung kapan waktunya yang tepat memainkan instrumen ini,” tuturnya.
Selain itu, Nining mengatakan pelemahan rupiah yan terjadi memang membuat harga komoditas turun, namun dapat mendorong peningkatan ekspor. “Pelemahan rupiah membuat harga komoditas kita di luar negeri turun, tapi dalam nilai rupiah yang kita terima, rupiah dipakai domestik akan tetap, bahkan karena barang kita terasa murah bagi pihak luar negeri, maka kuantitas ekspor kita naik,” tuturnya.
Untuk itu, pelaku industri perlu menjadi produktif untuk memenuhi permintaan pasar sehingga mendorong pertumbuhan ekspor. “Ini (kuantitas ekspr naik) bagus karena mendorong produsen memproduksi lebih banyak sehingga pertumbuhan ekonomi naik,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh: