Jakarta, Aktual.co —Produksi garam di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, masih terkendala pemanfaatan teknologi dan pembangunan infrastruktur.
Bupati Sampang, Fannan Hasib mengatakan petani garam di Sampang masih membutuhkan uluran tangan pemerintah pusat. “Baik terkait pemanfaatan teknologi, maupun ketersediaan infrastruktur,” kata dia, di Sampang, Minggu (19/4)
Salah satunya kondisi akses jalan menuju tambak garam yang rusak dan butuh perbaikan. Sementara di satu sisi, kemampuan anggaran yang dimiliki Pemerintah Daerah belum cukup. Sehingga perlu peran aktif pemerintah pusat.
Dari sisi pemanfaatan teknologi, petani garam di Madura, khususnya di Kabupaten Sampang belum bisa memanfaatkan secara maksimal. Selain karena memang kemampuannya yang terbatas, juga karena olah produksi garam melalui bantuan teknologi semisal geomimbran membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
“Makanya, tanpa adanya peran aktif pemerintah pusat, rasanya sulit untuk bisa berkembang pesat, sesuai harapan pemerintah pusat selama ini,” kata dia.
Sebelumnya, Fannan juga sudah menyampaikan kendala dan tantangan petani garam di Kabupaten Sampang. Kata dia, Pemda sebenarnya telah melakukan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi untuk peningkatan produksi garam.
Hanya saja, upaya itu belum maksimal karena keterbatasan anggaran, meski sudah ada peningkatan produksi.
Dia pun meminta pemerintah pusat bisa lebih proaktif membantu petani garam. Sehingga harapan pemerintah untuk mewujudkan program swasembada garam bisa segera terwujud.
Luas lahan garam di Kabupaten Sampang saat ini sekitar 5.545 hektare terdiri dari lahan garam rakyat seluas 4.300 hektare dengan kapasitas produksi sekitar 300.000 ton per tahun.
Lahan milik PT Garam sekitar 1.245 hektare dengan kapasitas produksi garam sekitar 60.000 ton per tahun. Dengan demikian, perkiraan produksi garam setiap tahunnya, sekitar 360. 000 ton.
Artikel ini ditulis oleh:

















