Bogor, Aktual.com – Pemerintah Indonesia mendukung penuh kehadiran Bank Investasi Infrastruktur Asia (Asian Infrastructure Investment Bank/AIIB) dalam upayanya mempercepat pembangunan di negara-negara Asia.

Presiden Joko Widodo kepada delegasi AIIB yang berkunjung ke Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Senin (12/3), menyatakan Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk terus melangsungkan kerja sama dengan AIIB di masa mendatang.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai pertemuan menjelaskan Indonesia merupakan salah satu anggota pendiri dari lembaga yang beroperasi sejak 16 Januari 2016 itu.

Saat ini, Indonesia diketahui termasuk salah satu pemegang saham terbesar di dalam AIIB.

Indonesia mendapatkan salah satu pendanaan bersama tiga negara lainnya di awal beroperasinya AIIB.

Proyek pertama Indonesia yang didanai ialah program peningkatan permukiman kumuh nasional dengan biaya sebesar 216 juta dolar AS.

“Indonesia mendapatkan proyek pertama di dalam operasi mereka. Yaitu proyek National Slum Upgrading Program. Mereka memasukkan dana sebesar 216 juta dolar AS, bersama dengan lembaga-lembaga multilateral yang lain,” ujarnya.

Pada 2017, Indonesia dan AIIB kembali bekerja sama di dalam dua proyek.

Proyek pertama ialah pembangunan infrastruktur daerah yang mencakup penyediaan air bersih dan sanitasi, penanganan banjir, pengelolaan limbah, serta penataan lingkungan kumuh dengan total biaya 100 juta dolar AS.

Sedangkan pada kerja sama kedua tahun lalu, pemerintah menjalankan proyek Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) dengan dana sebesar 125 juta dolar AS.

Proyek itu dimaksudkan sebagai program jangka panjang pemerintah untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan bendungan di Indonesia.

“Dam Operational Improvement and Safety Project ini untuk memelihara dan merehabilitasi dam-dam yang telah dibangun sebelumnya. Bukan untuk membangun yang baru,” ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, yang turut memberikan keterangan.

Basuki menambahkan, pihaknya tengah mengusulkan agar sejumlah proyek irigasi di Indonesia dapat dimasukkan ke dalam agenda kerja sama antara Indonesia dengan AIIB.

Menurut dia, dengan akan selesainya pembangunan bendungan yang memang menjadi program pemerintah, diperlukan tindak lanjut untuk pemanfaatan bendungan dimaksud agar lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

“Ada beberapa dam yang sedang kita bangun yang mulai tahun 2018 ini sudah ada yang selesai. Tentu harus dilanjutkan dengan pembangunan untuk memanfaatkan air di waduk-waduk. Sebagian sudah kita siapkan dengan APBN, tapi ini akan selesai lebih banyak lagi sehingga kita ajukan ke Bappenas untuk bisa diajukan ke AIIB,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara