Meski saat ini baru tertanam 621 ribu ton lahan jagung, dirinya meyakini dapat memenuhi target 2 juta ton per tahun yang dibutuhkan pemerintah.
“Lahan pertanian jagung ini tidak di daerah KTM saja, tapi tersebar di 24 kecamatan,” ungkapnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Kawasan Transmigrasi (PKTrans), M. Nurdin mengatakan, proyek ini akan bekerjasama dengan BUMDes untuk penyediaan plasmanya. Kerjasama bisnis antara pihak perusahaan, BUMDes, dan Konsorsium Korea diharapkan akan mempermudah proses perizinan dan lisensi dari otoritas-otoritas yang berwenang.
“BUMDes akan mengumpulkan limbah untuk dikirim ke off taker. Pengelolaannya bekerjasama dengan pemerintah kabupaten dan akan sharing BUMDes Kabupaten,” ujarnya.
Perwakilan dari Konsorsium Korea yang juga CEO GIMCO, Sangsun Lee, mengapresiasi adanya kesempatan investasi yang diberikan pemerintah Indonesia kepada Konsorsium Korea.
Pihaknya juga akan berbagi pemanfaatan teknologi sampah jagung dengan pellet agar bisa digunakan di tingkat desa. Dirinya pun berharap ke depan akan dibangun sebuah pelabuhan untuk memaksimalkan hasil produk agar bisa diekspor dan membantu percepatan groundbreaking.
“Sekali lagi komit supaya tanggal 9 September ini untuk groundbreaking,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby