Jakarta, Aktual.com — Pada Selasa (24/5) besok, pemerintah untuk ke sekian kalinya akan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dengan target indikatif mencapai Rp12 triliun dan target maksimal Rp18 triliun.
Sikap ngutang pemerintah ini dikeluarkan di tengah pasar obligasi yang terus menurun mengikuti laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau rupiah. Sehingga dengan kondisi itu, para pelaku pasar obligasi disarankan untuk membeli obligasi di harga terendah mungkin.
“Dengan kondisi itu, para pelaku pasar obligasi disarankan untuk mengakumulasi pembelian di harga terendahnya,” tandas analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada dalam analisis hariannya, Senin (23/5).
Namun demikian, tegas Reza, mulai adanya pembalikan arah dari pasar obligasi global di akhir pekan lalu tampaknya akan dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali masuk dan juga memanfaatkan pelemahan sebelumnya.
“Makanya, kami pun masih dalam posisi berhati-hati seiring belum cukup kuatnya volume beli yang ada untuk mempertahankan tren kenaikan itu,” tegas dia.
Dengan belum cukup kuatnya aksi beli tersebut, maka tidak menutup kemungkinan surat utang yang dilelang pemerintah itu tidak terserap pasar.
Untuk itu, kata Reza, pihaknya berharap sentimen negatif dari sikap para petinggi Federal Reserve AS bisa berkurang, sehingga memberikan kesempatan pada laju harga obligasi untuk menguat.
“Kemungkinan laju harga obligasi bisa bergerak pada kisaran 5-15 basis poin (bps). Tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” tandas dis.
Seperti diketahui, Selasa besok, pemerintah kembali melelang SUN dengan target indikatif Rp12 triliun dan target maksimal Rp18 triliun. Adapun seri-seri SUN yang akan dilelang adalah sebagai berikut:
1. Seri SPN12170203 (reopening) dengan pembayaran imbalan secara diskonto dan jatuh tempo pada 3 Februari 2017.
2. Seri FR0056 (reopening) dengan pembayaran imbalan 8,375 persen dan jatuh tempo pada 15 September 2026.
3. Seri FR0073 (reopening) dengan pembayaran imbalan 8,75 persen dan jatuh tempo pada 15 Mei 2031.
4. Seri FR0072 dengan pembayaran imbalan sebesar 8,25 persen dan jatuh tempo pada 15 Mei 2036.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan