Jakarta, Aktual.com – Ruang defisit anggaran pada APBN diperkirakan semakin melebar karena penerimaan pemerintah jauh dari target. Karena itu Menteri Keuangan Sri Mulyani terus menelisik sktor apa saja yang berpotensi untuk dipajaki dan menambah penerimaan bagi pemerintah.

Dalam persoalan ini, Sri Mulyani telah melirik para pengemudi trasportasi berbasis aplikasi untuk dijadikan sasaran pajak. Sejauh ini Sri Mulyani telah bertemu dengan PT Gojek Indonesia dan melakukan pembicara kesepahaman untuk mempermudah akses perpajakan kepada pengendara.

Menurut Sri Mulyani, dengan konektivitas secara terorganisir kepada para pengendara trasportasi On Line atau berbasis aplikasi, lebih memudahkan pemerintah untuk memantau dibanding pada masyarakat umumnya dari akspek perpajakan usaha kecik menegah (UKM)

“Ini juga bisa memungkinkan memonitoring bagaimana pemerintah bisa dukung mereka seperti katakankah usaha rakyat, kredit usaha rakyat, kredit mikro, dengan kewajiban mereka untuk membayar pajak yang selama ini kan Rp 4,8 miliar menggunakan pajak final 1 persen,” kata Sri Mulyani, di Kantor Pusat Ditjen Bea dan Cukai (DJBC), Jakarta, ditulis Kamis (9/11).

Selanjutnta para UKM yang telah menjadi mitra Gojek akan diarahkan untuk mengurus hal-hal di sektor pajak, baik pembuatan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan pelaporan SPT Tahunan.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta