“Iya pelemahannya untuk produk food (makanan) sekitar 5-10 persen. Itu average (rata-rata) ya. Sedang kalau di segmen pakaian melemahnya sebanyak 5-20 persen. Memang tidak merata. Mungkin angka penurunannya sekitar 5-15 persen,” papar Tutum.
Kondisi itu, kata dia, sebagai gambaran dari penurunan daya beli. “Karena fakta di kami laba dan omset pelaku bisnis ritel tak naik. Berarti daya beli sudah turun,” keluh dia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menantang pihak yang mengatakan daya beli turun diajak adu data. Karena data yang dikantongi Presiden diklaimnya tak ada indikasi pelemahan daya beli.
Selama ini, kata Presiden, data industri terpantau naik 16,63 persen dibanding tahun lalu. Sementara sektor perdagangan juga terpantau naik 18,7 persen. Harga ekspor pertambangan sudah mulai merata, yakni naik 30,1 persen.
“Terserah percaya atau tidak. Kalau ada yang ngotot, silakan maju. Silakan bicara,” tantang Jokowi.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu