Dari total investasi sebesar Rp29,9 triliun, pemerintah memberikan dukungan melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Adhi Karya sebesar Rp1,4 triliun dan PMN kepada KAI sebesar Rp7,6 triliun.

Adhi Karya yang melakukan “right issue” (penerbitan saham baru) dan investasi dalam pembangunan proyek mampu menghimpun Rp4,2 triliun. Sedangkan KAI sebagai investor melakukan pinjaman kepada perbankan sebesar 18,1 triliun untuk jangka waktu 17 tahun.

Pembiayaan dari perbankan akan dilakukan oleh tiga bank pemerintah yakni Bank Mandiri, BNI dan BRI serta dua bank swasta yakni BCA dan CIMB Niaga. Ada pun Sarana Multi Infrastruktur (SMI) masuk sebagai lembaga pembiayaan dan pengatur.

“Pembagian sedang kami hitung karena tadinya kan Rp23 triliun, sekarang menjadi Rp18 trilliun pembiayaannya,” kata Direktu Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo.

Ia mengemukakan pinjaman tersebut akan dibagi ke tiga perbankan pemerintah dengan porsi sekitar Rp3 triliun hingga Rp5 triliun dengan bunga 8,25 persen. Perbankan swasta sendiri telah komitmen untuk menggelontorkan dana. “Ini untuk pembiayaan depo dan TOD bagi Adhi Karya. Jadi ada dua sindikasi, untuk KAI dan untuk depo serta TOD Adhi Karya,” katanya.

Ant

(Wisnu)