Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar (kiri) didampingi Kepala Biro Penerangan Umum (Karo Penum) Mabes Polri Brigjen Pol Agus Rianto (kanan) menunjukan foto barang bukti saat menggelar konferensi pers terkait penangkapan teroris di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/6/2016). Sebanyak 3 teroris berinisial PHP, BRN, dan FN ditangkap dengan sejumlah alat bukti didaerah Surabaya Jawa timur, diduga kuat akan melakukan aksi teror pada bulan Ramadhan 2016.

Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago, menyatakan, gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo belakangan mulai berubah. Gaya kepemimpinannya sekarang tidak ubahnya gaya Presiden Soeharto saat memimpin Orde Baru (Orba).

Saat itu, banyak anggota masyarakat yang ditangkap dengan alasan yang tidak jelas. Hanya karena mengkritisi pemerintah, banyak anggota masyarakat yang ditangkap dan dipenjarakan.

“Apa bedanya situasi sekarang dengan masa lalu? Sudah mulai ada titik-titik kesamaan, ini sinyal peringatan dini, jelas sebuah kemunduran demokrasi,” katanya kepada wartawan, Senin (12/12).

Latar belakang Presiden dari masyarakat sipil dengan rasa militer ini, jika dibandingkan dengan pemerintahan Orba mempunyai kemiripan. Pada era Orba, Pancasila dijadikan ideologi yang disucikan melalui asas tunggal Pancasila.

Cara ini dianggap sangat efektif untuk membungkam lawan-lawan politiknya dibandingkan memperjuangkan kemurnian Pancasila itu sendiri sebagai dasar bernegara. Cara tersebut kembali dipraktikkan pemerintahan Jokowi dengan dalih menjunjung tinggi Pancasila.

Penangkapan sejumlah tokoh dan aktivis dengan tuduhan makar, padahal lebih karena sikap kritisnya kepada pemerintah.

“Polaritasnya hampir sama, yang berseberangan dengan pemerintah atau tokoh oposisi yang terbilang kritis dituduh makar dan kudeta. Nanti bakal banyak tahanan politik. Mirip era rezim Soehartoā€ˇ,” jelasnya.

(Soemitro)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan