Kantor Pusat Pertamina Jakarta

Jakarta, Aktual.com – Pemerintah kembali menyentil PT Pertamina (Persero) mengenai adanya keluhan pembiayaan yang memberatkan korporasi sebagai akibat menjalankan program penugasan pemerintah berupa BBM Satu Harga.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ego Syahrial mengatakan, bahwa baginya melihat Pertamina sebagai sebuah korporasi secara utuh, bukan berdasarkan kegiatan-kegiatan yang parsial.

“Pemerintah tidak memandang Pertamina hanya dari satu direktorat (divisi). Pemerintah melihat Pertamina sebagai korporasi secara keseluruhan. Jadi Pemerintah juga memikirkan Pertamina secara keseluruhan. Kalau kita lihat secara segmentasi, Direktorat (divisi) Pemasaran Pertamina sudah mengeluarkan sekitar Rp.600 miliar sampai Rp.700 miliar setahun. Tapi, di satu komposisi lainnya, Pemerintah menyediakan Pertamina secara korporasi. Contoh, Pemerintah mempercayakan pengembangan Blok Mahakam kepada Pertamina, kalau kita hitung Blok Mahakam harganya sekitar USD2 sampai USD3 miliar. Pemerintah sangat berkepentingan untuk membesarkan Pertamina,” tegas Ego secara tertulis, Selasa (3/10).

Sementara di satu sisi Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa (Ifan) menerangkan bahwa Pertamina mendapatkan mandat untuk menyalurkan BBM jenis Premium sebagai bagian dari penugasan Pemerintah kepada Pertamina. Hal ini diungkapkan Ifan menyusul kabar terjadinya kelangkaan BBM jenis Premium untuk mendorong penjualan pertalite. Ifan berpendapat, masyarakat sudah memahami kualitas bahan bakar yang baik bagi kendaraan.

“Premium adalah jenis BBM Khusus Penugasan, diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191 tahun 2014, yang menugaskan kepada Pertamina untuk menyalurkan BBM Penugasan, Premium, di seluruh Indonesia, khususnya di luar Jamali (Jawa, Madura, Bali) itu penugasan. Kalau di Jamali masih jenis BBM Umum, jadi boleh ambil untung. Kami sudah mengecek ke seluruh Indonesia, di banyak kabupaten-provinsi banyak yang bergeser menggunakan Pertalite. Sekarang selisihnya sekitar Rp.1.000, jadi masyarakat sudah banyak kembali menggunakan Premium. Tapi sebenarnya pertalite lebih bagus kualitasnya untuk kendaraan, baik motor atau mobil. Ada di tempat-tempat tertentu, Pertalite lebih banyak tersalurkan,” imbuhnya.

Ifan juga mengungkapkan bahwa BPH Migas telah melakukan koordinasi secara intensif dengan Pertamina untuk mendukung kelancaran penyaluran BBM jenis Premium.

“Karena ini penugasan, Pertamina hukumnya wajib menyalurkan itu (Premium). Kami sudah bertemu dengan Direktur Utama Pertamina dan Pertamina komit untuk menyalurkan,” pungkas Ifan.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby