Jakarta, Aktual.com — Pemerintah hingga saat ini masih saja belum mau menurunkan harga bahan bakar bersubsidi (BBM). Padahal harga minyak dunia terus anjlok. Sikap pemerintah seperti itu dianggap tidak transparan, bahkan mencla-mencle soal BBM.
“Kapan pemerintah mau menurunkan harga BBM? Itu tanda tanya besar di publik. Ketika harga pangan mahal, harga BBM juga mahal,” kata Direktur Eksekutif Indef, Enny Srihartati di Jakarta, Kamis (11/2).
Padahal, di saat harga minyak dunia masih melemah, maka semestinya harga BBM juga diturunkan, alias mengikuti harga pasar yang saat ini lebih murah.
“Kalau untuk harga pangan, memang tidak boleh sesuai harga pasar. Pemerintah harus kendalikan. Tapi kalau minyak sedang turun, kenapa BBM tidak turun juga, katanya selama ini pemerintah mengikuti harga pasar,” tegas Enny.
Dengan harga BBM yang masih tinggi, justru menimbulkan kecurigaan di mata masyarakat.
“Pemerintah selalu bilang, untuk menghitung harga BBM, salah satunya mengikuti MOPS. Ini ‘binatang’ apa sih sebetulnya? Apakah tidak pernah bisa diurai. Mengapa kita selalu tergantung dengan MOPS,” jelasnya.
Justru, kata dia, kalau pemerintah berdasar MOPS pun, maka BBM bisa murah. Dan ketika Pertamina tetap menjual di harga tinggi, maka mereka bisa untung besar dan mendulang berkah.
“Kan logikanya kalau harga minyak turun, berati berkah dong. Tapi kenapa tidak? Ini tentu pertanyaan yang tidak bisa disepelekan. Karena bukan soal masyarakat paham atau tidak. Pemerintah harus bisa menjelaskan secara detail,” tandas Enny.
Karena lagi-lagi dengan BBM yang masih mahal, dampaknya sektor riil akan semakin ketinggalan.
“Ini yang sebetulnya menjaddi titik krusial. Bukan soal transparan saja, tapi dengan menurunkan harga BBM itu demi kepentingan ekonomi nasional,” tutur dia.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka