Jakarta, Aktual.com – Direktur Utama PMO Prakerja, Denni Puspa Purbasari mengatakan sebanyak 2,7 peserta prakerja menerima manfaat. Dari jumlah itu, sebanyak 2,5 juta peserta program Prakerja telah menerima intensif.
“Jadi ini benar-benar sebuah
pemerataan kesempatan, dan dari 2,7 juta penerima manfaat tersebut, 2,5 juta orang sudah
menerima intensif,” kata Danni dalam Dialog
Produktif, Prakerja Sudah Sampai Mana? Yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan di
FMB9ID_IKP, Kamis (22/4/2021).
Denni menyatakan bahwa pemerintah telah menetapkan anggaran Program Kartu Prakerja
tahun ini sama dengan tahun lalu yakni Rp20 triliun.
Peserta terpilih Kartu Prakerja secara total
akan mendapat dana bantuan sebesar Rp 3,55 juta.
Rinciannya, uang bantuan pelatihan
sebesar Rp 1 juta, insentif pascapelatihan Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan, dan
insentif survei sebesar Rp 50 ribu untuk tiga kali.
Menurut Danni, program Kartu Prakerja juga diharapkan menjadi jaring
pengaman sosial selama pandemi virus corona.
“Setelah menyelesaikan pelatihan, penerima manfaat akan mendapatkan
insentif. Ini yang dipakai membayar kebutuhan sehari-hari bahkan dapat dimanfaatkan untuk
modal usaha. Jadi Prakerja itu secara tidak langsung mendorong kewirausahaan,” terang
Denni.
Amelia Harmelianti, salah satu penerima manfaat Prakerja gelombang 3 mengatakan program yang digagas Presiden Joko Widodo tersebut sangat bermanfaat baginya di kala pandemi.
“Saya sebelumnya saya bekerja di bagian personalia di sebuah event organizer di Jakarta, pandemi membuat kami dirumahkan. Saya mencoba mencari solusi dengan ikut Prakerja untuk mendapatkan skill baru,” ungkap Amelia.
Menurut Amelia, pelatihan Prakerja memberikannya ilmu baru yang bisa digunakan sampai kini untuk bekerja di bidang yang baru. Dalam hal ini, Amelia membuktikan bahwa dengan Rp1 juta mendapatkan empat skill baru yang berbeda di masa seperti ini.
“Saya mengambil pelatihan Bahasa Mandarin, IELTS, copy writing, dan komunikasi untuk menunjang karier. Saya memang mencoba mencari skill yang sekiranya bisa memberikan saya kesempatan baru apabila saya melamar di perusahaan baru,” sambung Amelia.
Cerita serupa dituturkan Sarimudin, penerima Manfaat Prakerja Gelombang 14 yang masih melangsungkan pelatihannya di tahun ini.
Mantan cleaning service itu menuturkan dirinya diperbantukan untuk urusan logistik di perusahaannya. Tanpa kemampuan komputer, Sarimudin mencatat pekerjaannya secara manual.
“Saya terinspirasi mengambil pelatihan Prakerja ini dari cerita teman, saya mendapatkannya setelah sekali mencoba. Di dalamnya saya mengambil pelatihan Microsoft Word. Dulunya saya tidak tahu menahu komputer. Walaupun itu mendasar,tapi sangat membantu, setidaknya saya bisa mengoperasikan komputer.” tuturnya.
Kini Sarimudin sudah memindahkan semua pekerjaannya ke dalam komputer berkat kemampuan yang dipelajarinya dari program Prakerja.
“Pelan-pelan saat ini masih belajar menggunakan Microsoft Word, nanti akan saya tingkatkan kemampuan untuk Microsoft Excel,” terang Sarimudin.
Sama halnya dengan Sarimudin, Putri Dewi, Penerima Manfaat Prakerja gelombang 3 di tahun 2020 ini menuturkan bahwa Prakerja membantunya untuk meraih skill baru dalam dunia jurnalistik.
“Awalnya saya bekerja sebagai cleaning service di stasiun televisi. Namun di masa pandemi saya diminta mengambil gambar dan merekam video berita. Karena dituntut harus bisa segala kemampuan di Ternate. Bersyukur saya mendapatkan skill baru dari program Prakerja,”
Putri Dewi pun mengambil pelatihan menjadi jurnalis profesional untuk mendukung pekerjaannya saat ini.
“Saya kini lebih berani mengambil gambar berita dan wawancara. Selain itu saya mengambil pelatihan editing video, sehingga saya bisa memudahkan produser saya untuk menyusun naskah,” ujarnya.
“Untuk yang ingin mengikuti Prakerja, semangat untuk terus belajar dan mengikuti perubahan sangat perlu agar daya saing kita meningkat,” tutup Putri Dewi menyemangati.
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano