Jakarta, aktual.com – Pemerintah dinilai masih memiliki peluang untuk terus menambah pendapatan negara di tengah pandemic Covid-19. Karena itu, pemerintah diminta untuk mengidentifikasi berbagai sumber potensial yang bisa mendorong pemasukan negara. Salah satunya terkait dengan pengelolaan aset negara. Aset-aset yang dimiliki negara seharusnya dikelola dengan lebih baik agar bisa memberikan kontribusi. Jika pun dikelola pihak ketiga, juga seharusnya bisa lebih dioptimalkan.
Seperti diketahui, saat ini banyak aset negara yang dikelola pihak ketiga namun transparansi dan akuntabilitasnya sulit ditelusuri. Sebut saja aset berupa tanah yang didirikan beberapa pusat perbelanjaan dan hotel yang berada di Kawasan Senayan. Atau, pusat rekreasi seperti Taman Mini Indonesia Indah yang masih dikelola oleh Yayasan Harapan Kita.
“Perlu ada terobosan sumber pembiayaan, melihat peluang, di samping pembiayaan pendapatan konvensional,” kata Anggota DPR dari Fraksi PDIP Andreas Hugo Pareira, dalam diskusi “Menggali Pendapatan Negara Menghadapi Resesi Ekonomi”, Sabtu (5/10).
Menurut dia, berbagai langkah perlu disiapkan. Dalam situasi Covid-19, ibarat situasi perang, maka langkah strategi perlu terarah dan memiliki daya dukung.
Untuk menambah anggaran agar pembiayaan negara di tengah pandemi bisa lebih optimal, pemerintah perlu melakukan terobosan, mencari berbagai peluang, tidak hanya mengedepankan sumber pembiayaan konvensional.
“Kalau di dalam masa perang negara yang ikut terlibat dalam perang mempersiapkan pertama senjata, faktor mendukung lain, logistik, makanan untuk prajurit. Perlu untuk melihat berbagai peluang, yang dapat mendorong pemasukan negara,” kata Andreas.
Ketika ditanya soal optimalisasi aset aset negara yang berpotensi untuk menambah pendapatan ke APBN, Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin menyebut, di tengah pandemi, pemerintah menghadapi tantangan berat dalam memperbesar pemasukan negara mengingat sector sector swasta juga terdampak, dimana aktivitas bisnis lebih sepi, juga demand dari masyarakat ikut turun.
Adapun terhadap optimalisasi aset, menurut dia, berbagai sumber calon sumber pembiayaan yang potensial, terus diidentifikasi pemerintah, termasuk dalam hal optimalisasi aset negara.
“Kalau me-manage di situasi darutat, (optimalisasi aset negara) memang itu salah satu pilihan juga. Dalam melihat anggaran pemerintah, tiga tahun ke depan, masi ada potensi minus ke tiga persen. Agar pembiayaan managable, lebih panjang, tentu langkah extra ordinary bisa dilakukan, dan semua diletakan di meja, semua bisa dipilih. Opsi pertama apa, kapan, dan juga timin. Namun aset juga harganya sedang jatuh, mencari pembeli juga tidak semudah itu juga, harga juga belum terlalu baik,” ucap Masyita,
Ia menambahkan, dari sisi pengelolaan anggaran, pemerintah menerapkan berbagai langkah dengan prinsip melakukan langkah terbaik dan menyiapkan penanganan hingga skenario terburuk. Sehingga diharapkan perekonomian tidak semakin terkontraksi, demand kembali meningkat. Juga melakukan evaluasi secara real time untuk setiap kebijakan dan membuka ruang perbaikan.
“Good governance tetap dijaga, pemerintah bekerja di dua sisi, berusaha secepat mungkin, dari sisi pencariran anggaran dipermudah, cepat dengan tetap kedepankan sisi governance,” ucapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin