Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah Abraham Paul Liyanto meminta agar pemerintah pusat memperbaiki fasilitas di pintu perbatasan Indonesia dengan Timor Leste di Motaain, Atambua, Nusa Tenggara Timr.
“Kami ingin pemerintah pusat mempunyai kebijakan konkret untuk memperbaiki fasilitas di perbatasan Motaain karena di sana fasilitas kita masih tertinggal dari Timor Leste,” kata Abraham melalui keterangan tertulisnya, Minggu (9/8).
Abraham mencontohkan, bahwa Timor Leste sudah mempunyai bangunan yang modern untuk menjaga perbatasan di sana dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, misalnya pemasangan CCTV. “Namun, kita hanya mempunyai bangunan tradisional dan diperparah dengan banyaknya oknum-oknum ilegal yang menjadi calo. Masalah ini harus diselesaikan terutama perbaikan fasilitas dan kebijakannya,” kata Abraham.
Selain itu, dia juga menyoroti terkait kendala arus barang yang terjadi di perbatasan antara Belu dan Timor Leste. “Kami menginginkan agar semua barang yang datang dari Jakarta, Surabaya, maupun Makassar sebaiknya melalui satu pintu, jangan langsung dikirim ke pelabuhan di Timor Leste karena nanti yang akan untung malah pabriknya,” kata dia.
Dia pun menginginkan arus barang tersebut dikirim melalui satu pintu dan ditetapkan sebagai Kawasan Perdagangan Bebas atau Free Trade Zone (FTZ) dengan bebas pajak dan visa. “Kami ingin atur agar bebas pajak ini juga bisa diberikan kepada para UKM yang ada diperbatasan Belu-Timor Leste dan ke depan kami harap barang-barang yang akan dikirim jangan melalui pabrik, namun melalui agen-agen penjualan di perbatasan untuk nantinya bisa dikirim ke Timor Leste,” ujarnya.
Dia menambahkan, selama ini penduduk di daerah terpencil harus menumpuh waktu delapan sampai 10 jam untuk berbelanja berbagai kebutuhan di Kupang. “Kami ingin membantu mereka dengan adanya agen-agen penjualan tersebut seperti yang saya liat di perbatasan Thailand-Malaysia maupun Singapura-Malaysia,” kata dia.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia dan Timor Leste sepakat untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi terutama di perbatasan antara kedua negara. “Saya harapkan banyak kerja sama yang terjadi karena saat ini banyak sekali peluang terutama di perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste,” kata Konsul Kehormatan Timor Leste untuk Indonesia Irwansyah dalam “Pertemuan antara Indonesia dan Timor Leste Dalam Rangka Kerja Sama Perbatasan” di Jakarta, Rabu (5/8).
Irwansyah mencontohkan bahwa hampir 80 persen kebutuhan sehari-hari masyarakat Timor Leste terutama pangan berasal dari Indonesia. “Banyak industri-industri yang nantinya bisa dikembangkan seperti peternakan sapi dan perikanan karena kami melihat pemerintah Timor Leste sangat menerima Indonesia bukan hanya untuk pengusaha besar, namun juga untuk pengusaha kecil-menengah,” kata Irwansyah.
Selain itu, kata Irwansyah, kebutuhan-kebutuhan lainnya untuk masyarakat Timor Leste seperti kopi, kecap, mie instan, minyak goreng, dan sabun juga sangat bagus peluangnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu