Jakarta, Aktual.com — Pemerintah memutuskan kebijakan jangka sangat pendek untuk mengatasi naiknya harga daging sapi yaitu dengan impor dan operasi pasar (OP).

“Rapat koordinasi memutuskan untuk jangka pendek, Bulog melakukan OP sehingga kelangkaan daging sapi di pasar diisi Bulog,” kata Menko Perekonomian Sofyan Djalil usai rapat koordinasi (rakor) di Kantor Presiden Jakarta, Senin (10/8).

Menko Perekonomian juga mengatakan pemerintah memberikan izin kepada Bulog untuk mengimpor sapi siap potong sebanyak 50.000 ekor.

“Ini kebijakan jangka pendek dan sangat pendek, kebijakan sampai akhir tahun atau menengah akan dilaporkan dulu kepada Presiden,” kata Sofyan dalam jumpa pers bersama Mendag Rachmat Gobel dan Dirut Perum Bulog Djarot Kusumayakti.

Ia menyebutkan sapi potong impor begitu sampai di Tanah Air bisa dipotong untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Pemerintah mengharapkan dengan kebijakan itu para penggemuk sapi juga akan melepaskan ternaknya dan pedagang daging akan mulai beraktivitas lagi.

Sementara itu menjawab pertanyaan mengapa harga daging sapi mencapai hingga Rp.140.000 per kg hanya terjadi di beberapa provinsi, Mendag menyatakan akan mempelajarinya.

“Kami sedang pelajari, harga rata-rata daging sapi 30 provinsi dari 34 provinsi di atas Rp.100.000 per kg, sementara lainnya di bawah itu,” kata dia.

Harga daging sapi di Sumatera dan Kalimantan diakui masih tinggi karena masalah logistik, dari Lampung sapi diangkut dalam keadaan hidup sehingga biayanya lebih mahal.

“Makanya penyebaran penggemukan sapi harus dilakukan,” katanya.

Menurut dia, Bulog masih punya stok untuk OP akibat mogok pedagang.

Menurut dia, pihaknya juga akan mengundang para penggemuk sapi dan pedagang dan meminta mereka menyalurkan daging sapinya.

“UU melarang adanya penimbunan, kami akan panggil mereka juga para pedagang,” katanya.

Ia menyebutkan 50.000 sapi impor nantinya akan dikeluarkan melalui Bulog untuk menjaga suplai dan stabilitas harga daging sapi.

Artikel ini ditulis oleh: