Aceh, Aktual.com – Kepala Badan Investasi dan Promosi (Bainprom) Aceh, Iskandar Zulkarnain mengatakan saat ini pemerintah sedang menyiapkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Lhokseumawe. Kawasan itu dipersiapkan untuk industri migas, petrokimia serta untuk agroindustri.
Disampaikan dia, diharapkan ada hilirisasi dalam industri sawit. Pengusaha perkebunan diharapkan bisa memanfaatkan peluang ini. “Untuk terlibat di KEK Lhokseumawe,” kata dia, saat bertemu Ketua GAPKI Aceh Sabri Basyah, di Banda Aceh, Selasa (3/5).
Hal itu disambut positif oleh pengusaha perkebunan, apalagi pelabuhan Lhokseumawe punya fasilitas yang cukup bagus untuk mendukung pengapalan CPO.
Beberapa perusahaan sawit di Aceh juga sedang menyiapkan rencana pengembangan untuk industri hilir sawit.
Industri sawit di Aceh merupakan pioneer untuk perkebunan nasional yang mana penanaman sawit perkebunan pertama dimulai di Nagan Raya pada 1911 oleh Socfin Indonesia (Socfindo) di Sungai Liput dan Medang Ara, Aceh Timur.
Saat ini, industri kelapa sawit menghidupi 767.224 jiwa, yang langsung terkait dengan perkebunan kelapa sawit, atau setara dengan 15,6 persen penduduk Aceh.
Perkebunaan sawit merupakan penyerap sebesar 191.806 tenaga kerja (perkebunan rakyat memperkerjakan 107.425 orang dan perkebunan besar 84.381 orang) di Aceh.
Secara nasional, industri sawit menghasilkan devisa sebesar Rp250 triliun per tahun, atau penyumbang 14 persen PDB nasional, selain itu sawit merupakan sumber nafkah bagi 4,5 juta kepala keluarga di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
Petani rakyat memiliki 41 persen perkebunan kelapa sawit secara nasional.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara