Kereta commuterline melintas di Stasiun Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (4/5/2017). Saat ini jumlah perjalanan layanan kereta rel listrik ( KRL) commuter line di beberapa relasi pada setiap harinya ditambah, secara keseluruhan jumlah perjalanan KRL setiap harinya akan mencapai 898 perjalanan, dari sebelumnya 886 perjalanan. AKTUAL/Munzir

Bekasi, Aktual.com – Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan melalui PT Kereta Commuter Indonesia akan menambah 15 kereta rel listrik (KRL) untuk relasi Cikarang-Bekasi.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri usai peresmian Stasiun Metland Telaga Murni di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (13/8), mengatakan pengadaan 15 kereta tersebut akan direalisasikan Oktober tahun ini.

“Dan nanti bulan Oktober mungkin setelah wesel ke dalam trek yang KRL di Stasiun Cikarang yang sekarang itu bisa kita operasikan, itu akan ada tambahan 15 kereta baru,” katanya.

Zulfikri menuturkan belum adanya tambahan kereta di lintasan tersebut, yakni belum didukung dari prasarana, salah satunya peron yang masih terbatas untuk KRL.

“Kita kan memang masih terbatas kemarin itu stasiun masih kita kembangkan. Jadi, masih belum bisa masuk di peron yang untuk KRL. Yang dari Bekasi akan diperpanjang sampai ke Cikarang untuk menambah kapasitas ini,” katanya.

Dengan adanya tambahan 15 kereta, dia mengatakan waktu kedatangan (headway) kereta akan meningkat dari setiap satu jam, bisa menjadi setiap 30 menit.

“Nanti kita tambah. ‘Headway’ kan sekarang sejam, kalau kita tambah sampai 15 mungkin hanya setengah jam karena jarak kan hanya 16,7 kilometer,” ujar dia.

Sementara itu, terkait jalur dwiganda (double double track) Bekasi-Cikarang masih terkendala pembebasan lahan, yakni yang baru berproses empat kilometer dari 16,7 kilometer.

“Sekarang strategi pembangunan, Pak Menteri minta lahan itu benar-benar sudah selesai. Nah sekarang lahan itu sudah berproses baru sekitar empat kilometer dari 16,7 kilometer,” katanya.

Ia mengaku sulit memprediksi target pembebasan lahan ini karena cukup alot.

“Wah itu susah diprediksi. LRT Jabodebek saja kan sampai Juni 2021 gara-gara masalah lahan. Tapi kita coba untuk bisa cepat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan