Jakarta, Aktual.com – Pemerintah terus berupaya meningkatkan kapasitas, kualitas dan produktivitas usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian melalui pendampingan intensif dan berkesinambungan.
“Faktor kunci keberhasilan yang kami catat perlu dilakukan proses secara bertahap dengan pendampingan yang intensif dan berkesinambungan, sehingga harus ada pendampingan terutama pada tahap awal,” kata Direktur Eksekutif Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia Yunita Resmi Sari dalam Indonesia Development Talk di Jakarta, Selasa (29/8).
Melalui pendampingan intensif, pelaku UMKM dapat memperoleh sejumlah manfaat seperti pendalaman pasar, pengelolaan keuangan, dan peningkatan kapasitas digital.
Selain melalui pendampingan yang intensif, Yunita menuturkan keberhasilan peningkatan kapasitas bisnis UMKM juga perlu didukung dengan pola pikir berkembang dan komitmen dari UMKM, dan penetapan tujuan yang dapat dicapai berdasarkan aspirasi kelompok sasaran melalui program pelatihan yang disesuaikan.
Program pengembangan UMKM juga dapat berjalan dengan baik didukung dengan fasilitasi hubungan strategis UMKM dengan ekosistem pendukung bisnis, pendekatan yang berpusat pada masyarakat, serta indikator keberhasilan yang terukur dengan metode dan frekuensi pemantauan dan evaluasi yang tepat.
Bank Indonesia juga fokus meningkatkan kapasitas UMKM dengan mengembangkan kapasitas digital mereka terutama untuk pemasaran produk dan perdagangan dalam jaringan, meningkatkan akses ke pembiayaan serta mempromosikan pembayaran digital seperti melalui QRIS.
Yunita mengatakan UMKM memainkan peran strategis sebagai sumber pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Bagaimanapun, UKM masih menghadapi tantangan termasuk akses terbatas terhadap pendanaan, kesiapan digital dan pemasaran.
UMKM berkontribusi 57,14 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di sisi lain, 77,7 persen UMKM menghadapi tantangan dalam pemasaran online, termasuk kurangnya pengetahuan, sumber daya manusia, dan keterbatasan infrastruktur. Kesiapan digital UKM antara lain dipengaruhi oleh optimisme dan kompetensi.
“Kami selalu mendorong UKM kami untuk menjadi bagian dari ekosistem digital tetapi permasalahannya adalah kualitas keterlibatan UKM kita dalam ekonomi digital yang relatif menurun dalam dua tahun terakhir,” ujarnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
A. Hilmi