Ilustrasi Kecurangan Pilkada (istimewa)

Semarang, Aktual.com – Pakar komunikasi dari STIKOM Semarang, Gunawan Witjaksana mengatakan bahwa politik uang kurang berpengaruh terhadap pemilih tradisional karena mereka sudah punya pilihan tetap pada pemilu anggota legislatif.

“Sebaliknya, politik uang ini cukup efektif memengaruhi massa mengambang yang belum menentukan pilihan terhadap caleg asal 16 parpol peserta Pemilu 2019,” kata, Selasa (12/2) pagi.

Gunawan mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan Antara terkait dengan sejumlah oknum caleg mulai mendekati pengurus rukun tetangga/rukun warga menjelang hari-H pencoblosan pemilu serentak, 17 April 2019. Ada di antara mereka yang sempat bertatap muka, ada pula sekadar titip “uang silaturahmi” kepada pengurus RT.

Ia mengatakan bahwa calon pemilih yang menerima uang dari sejumlah caleg sebenarnya tahu pesan di balik komunikasi nonverbal itu. Namun, ada di antara mereka sekadar menerima uangnya tanpa melaksanakan keinginan si pemberi.

Sementara itu, lanjut dia, sejumlah caleg masih ada yang beranggapan bahwa politik uang merupakan cara yang cepat dalam menyosialisasikan citra diri kepada calon pemilih, mengingat sempitnya ruang waktu untuk pengenalan diri kepada publik melalui media elektronik.

“Batas waktu selama 21 hari, saya kira terlalu singkat untuk mengenalkan dirinya kepada publik. Hal ini akhirnya muncul pelbagai cara, salah satunya melakukan praktik politik uang menjelang hari-H pencoblosan,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh: