“Itu bisa dicontoh untuk makin meningkatkan sosialisasi pemilu dengan menggunakan media sosial dan konten yang menarik. Bahkan Lewat film, komik, meme dan lain sebagainya. Intinya konten-konten kreatif masih perlu banyak dimunculkan, jangan sampai sosialisasi terasa ‘garing’,” katanya.

Kendati demikian, dia mengingatkan dalam memproduksi konten kreatif juga perlu diperhatikan agar isi pesan yang ingin disampaikan bisa diterima dengan baik oleh seluruh masyarakat.

“Proses penyampaian pesan harus efektif, jangan hanya lucu-lucuan tapi tidak mengena di hati masyarakat. Harus yang diterima di hati masyarakat sehingga bisa sesuai dengan istilah tontonan yang menjadi tuntunan,” katanya.

Dia juga menambahkan, sosialisasi pemilu dengan menggunakan konten kreatif tidak hanya dapat menyasar pemilih pemula.

“Konten kreatif juga bisa menggaet semua kalangan. Namun memang tidak dapat dimungkiri bahwa yang paling akrab dengan teknologi informasi ya kaum milenial,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: