Jakarta, Aktual.co —Keputusan Pemerintah Nigeria untuk menunda pemilu dengan alasan keamanan dituding sebagai langkah akal-akalan. Pekan lalu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengabarkan penundaan pemilihan presiden. Perhelatan yang sedianya akan diadakan pada Sabtu (7/2), dimundurkan hingga enam minggu ke depan. Jonathan yang juga kembali menjadi kandidat calon presiden mengatakan pembatalan dilakukan karena adanya ancaman dari Boko Haram.

Namun mantan Jenderal Muhammadu Buhari, rival Jonathan, mengatakan penundaan ini dilakukan sebagai cara Jonathan untuk membeli suara rakyat Nigeria. Buhari, 72 tahun, adalah mantan militer Nigeria. Ia tamatan Army War College di Amerika Serikat. Buhari memiliki keterlibatan yang panjang dalam pembentukan militer dan politik negara. Ia pertama kali menjadi gubernur di Nigeria Northeastern pada 1970-an, daerah yang sekarang didominasi oleh Boko Haram.

Namun rekam jejak Buhari dalam peta politik Nigeria dianggap tak bagus. Kondisi ini membuat rakyat Nigeria bingung mengambil keputusan. Serangan Boko Haram yang tak usai layak berhadapan dengan pemimpin dari militer. Tapi memilih Buhari sepertinya bukan pilihan menarik.