Jakarta, aktual.com – Di ceritakan dalam kitab usfuriya pada hadits pertama kisah Khalifah Umar r.a. yang suatu saat berjalan di kota Madinah. Dilihatnya seorang anak kecil sedang mempermainkan seekor burung. Umar r.a muncul ibanya melihat si burung, lalu membelinya. Dan melepaskannya. Maka, ketika Umar r.a wafat para ulama melihat Umar r.a dalam mimpi. Kemudian mereka menanyakan keadaan Umar r.a. “Apa yang telah Allah lakukan atasmu?” “Allah telah mengampuniku dan melewatkan segala dosaku”. Kemudian para ulama bertanya “Apa sebab engkau diampuni?” apakah berkat kedemerwananmu? keadilanmu? Atau karena zuhudmu?. Kemudian Umar r.a menjawab: “Ketika kalian menguburkanku dan menutupiku dengan tanah, dan meninggalkanku sendiri, datang dua malaikat yang menakutkan aku. Akalku hilang, gemetar sendi-sendi tulangku. Kedua malaikat itu mengambilku dan mendudukkanku, dan hendak menayaiku. Tapi, tiba-tiba, muncul suara tanpa sosok yang menghardik keduanya. Tinggalkan hamba-Ku ini, jangan kalian takut-takuti. Aku menyayanginya, dan segala dosanya telah Ku-ampuni, karena telah menyayangi seekor burung pipit di dunia. Pahalanya, Kusayangi dia di akhiratnya”.
Rasa kasih terhadap makhluk Allah itu harus dimiliki setiap orang yang beriman, terlebih bagi para pemimpin karena mereka memiliki tanggung jawab dari yang dipimpinnya, mustahil sekali para pemimpin itu dapat menjalankan roda kepemerintahannya dengan baik jika mereka tidak memiliki sifat kasih atas yang dipimpinnya, sehingga manusia yang tidak memiliki sifat kasih sayang terhadap makhluk Allah maka ia tak pantas untuk menjadi pemimpin.
Karena Umar r.a pernah memecat seorang Gubernuh dari jabatannya, karena ia yang sudah lama tidak menciumi anaknya yang masih kecil, kata Umar kepada Gubernur tersebut “ bagaimana mungkin engkau dapat mengasihi rakyatmu sedangkan anakmu sendiri tidak kau kasihi”.
Ilmu dan keberanian seorang pemimpin itu harus didasari dengan sifat kasih, tanpa sifat kasih maka ilmu dan keberanian akan membahayakannya, dengan sifat kasih seorang pemimpin akan mengerahkan segala kemampuannya untuk membuat kepemimpinanya menjadi yang terbaik.
Yang kasih terhadap makhluk Allah, maka Dia akan mengasihinya. Itulah ahli surga. (Eko)
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin