ISIS Merupakan 'False Flag Operation' (Aktual/Ilst.Nelson)

Jakarta, Aktual.com-Banyak pemimpin ISIS lari dari Mosul bersama keluarganya menuju Suriah menjelang serangan, yang direncanakan pasukan Irak dukungan Amerika Serikat, atas kota itu, kata pernyataan Menteri Pertahanan Irak Khaled Al Obeidi di Baghdad, Sabtu (30/7)

Khaled al-Obeidi menyatakan memiliki keterangan sandi atas peningkatan bentrokan, khususnya atas masalah keuangan, di antara kelompok keras itu, yang dikenal sebagai Daesh dalam bahasa Arab oleh musuhnya.

“Sejumlah pemimpin dan keluarga Daesh di Mosul menjual harta bendanya dan pergi menuju Suriah, bahkan mencoba menuju wilayah Kurdi Irak,” katanya dalam wawancara dengan televisi pemerintah.

IS kehilangan sedikit-dikitnya setengah wilayah kekuasaannya di Irak pada 2014. Kelompok tersebut juga kehilangan wilayah di Suriah sebagai tempat melancarkan perang saudara, yang sudah mencapai tahun keenam, namun pasukan pemberontak Suriah dukungan Amerika Serikat kurang berhasil dalam memukul balik.

Pejuang di Mosul –yang secara de facto menjadi Ibu Kota Irak bagi kelompok itu dan kota terbesar di bawah kontrol pemerintahan yang diklaim khilafah– memikirkan nasib ribuan, tapi masih di bawah angka 10.000 pengikutnya.

Irak diperkirakan memoblisasi pasukan yang mencapai 30.000 orang untuk mengambil alih kota itu melalui koordinasi dengan dukungan udara pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.

Serangan tersebut mendapatkan momentum dalam beberapa pekan terakhir setelah pasukan pemerintah memulihkan Falluja dan mengambil kembali pangkalan udara utama di selatan Mosul, meskipun sejumlah pejabat masih mempertanyakan apakah militer akan siap dan apa yang terjadi setelah ISIS dibinasakan.

Obeidi menyatakan bahwa tantangan terbesar adalah melindungi penduduk sipil, yang menurut dia jumlahnya sekitar dua juta jiwa.

“Kami perkirakan saat operasi dimulai di kota yang akan terjadi perpindahan besar itu. Jumlah minimal kami perkirakan sekitar setengah juta jiwa,” kata Obeidi.

Komisi Palang Merah Internasional menyatakan bahwa lebih dari satu juta jiwa akan dipindahkan dari rumah mereka di Mosul dan Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan lebih besar dari jumlah itu.

Sekitar 10 juta penduduk Irak membutuhkan bantuan, termasuk lebih dari tiga juta jiwa telah diungsikan atau sekitar 10 persen dari jumlah penduduk.

Artikel ini ditulis oleh: