Batang, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, telah memulai penyaluran pasokan air bersih kepada warga yang terdampak oleh kekeringan di beberapa wilayah seiring dengan masuknya puncak musim kemarau.

Ulul Azmi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Batang, menyampaikan bahwa pemerintah telah menjamin pasokan air bersih bagi warga yang terkena dampak kekeringan. Hal ini dapat terlaksana karena pasokan air dari beberapa sumber mata air di daerah masih memadai dan terus mengalir dengan lancar.

“Dengan ini, kami telah memasok sekitar 5 ribu liter air bersih setiap harinya kepada warga yang terdampak kekeringan, seperti yang terjadi di Wonomerto, Kecamatan Bandar,” ujar Ulul Azmi.

Pemerintah Kabupaten Batang memiliki sejumlah sumber mata air yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat. Beberapa contoh sumber mata air yang ada meliputi Bismo di Kecamatan Blado dan Tombo.

Azmi menekankan pentingnya langkah-langkah antisipasi dalam menghadapi bencana kekeringan. Potensi dampak dari kekeringan termasuk kekurangan pasokan air bersih dan potensi terjadinya kebakaran di hutan, lahan, dan pemukiman.

Untuk mengantisipasi bencana tersebut, Azmi menjelaskan bahwa langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memantau wilayah-wilayah yang rawan mengalami kekeringan. Langkah ini perlu dilakukan dengan koordinasi antara pihak kecamatan untuk memetakan daerah-daerah yang mengalami kelangkaan pasokan air bersih.

“Kami mengharapkan agar para camat siap siaga dan jika ada informasi mengenai kekurangan pasokan air bersih, segera melaporkannya kepada saya agar tindakan penanganan dapat dilakukan dengan cepat,” tambah Azmi.

Beberapa wilayah yang rentan terdampak kekeringan di Kabupaten Batang mencakup Desa Wonomerto, Wonodadi, Pesalakan, dan Desa Tambahrejo di Kecamatan Bandar, serta Kemiri Barat, Kemiri Timur, Jatisari di Kecamatan Subah, Desa Keteleng di Kecamatan Blado, dan Penundan di Kecamatan Banyuputih.

Azmi menyampaikan harapannya kepada semua pihak yang terlibat untuk bekerjasama dalam menemukan langkah-langkah strategis guna merespons dan mengatasi masalah kekeringan di daerah ini.

Dengan memasuki puncak musim kemarau, Azmi menyebutkan bahwa pihaknya telah melakukan deteksi pada wilayah-wilayah yang rawan kekeringan seperti Subah dan Banyuputih. Selain itu, pihaknya juga terus memantau risiko kebakaran hutan dan lahan, seperti yang baru-baru ini terjadi di sekitar jalur tol KM 367 Banyuputih dan Gringsing.

“Kami mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati dalam melakukan langkah-langkah pencegahan kebakaran ketika memasuki musim kemarau,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Sandi Setyawan