Kurniawan mengatakan untuk warga di wilayah KRB II atau radius lima kilometer dari puncak, meliputi 17 desa ada di Kecamatan Selo dan Musuk, dengan jumlah mencapai belasan ribu jiwa. Lokasi pengungsian dengan sistem “sister village” masing-masing desa yang sudah disepakati sebelumnya sebagai bagian dari kerja sama antar desa dalam kondisi kebencanaan.
Dia mencontohkan Desa Samiran di Kecamatan Selo, akan diungsikan ke Mudal, Boyolali Kota. Dalam konsep sister village ini, pengungsi akan tinggal di rumah-rumah penduduk yang sudah disepakati sebelumnya.
Selain itu, warga dengan konsep “sister village” tersebut juga mencakup lokasi pengungsian untuk hewan ternak, terutama sapi yang menjadi hewan ternak utama penduduk di wilayah lereng Merapi terutama Selo dan Musuk. Menurut dia, ada ribuan hewan ternak milik warga yang juga harus diungsikan ke tempat yang aman, sehingga lokasinya juga harus dipersiapkan jika ada arus pengungsian.
“Kami juga mulai mendata lokasi-lokasi, di wilayah Kota Boyolali, seperti gedung dan kantor instansi yang dapat menjadi tempat penampungan pengungsi hingga 200 jiwa,” katanya di Boyolali, Selasa (29/5).
Bahkan, pihaknya mendata tempat atau tanah lapang untuk lokasi tenda-tenda pengungsian. Lokasi itu untuk pengungsi yang tidak tertampung di sister village.
Ant
(Wisnu)