Lamongan, Jatim, Aktual.com – Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jatim melakukan koordinasi dengan Dirjen Kebudayaan terkait dugaan lokasi temuan tenggelamnya Kapal Van Der Wijck di sekitar perairan Brondong, yang menurut catatan sejarah karam pada tahun 1936.
Bupati Lamongan Yuhronur Efendi di Lamongan, Kamis, mengatakan telah menindaklanjuti temuan itu dengan berkoordinasi bersama Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid.
“Sebelumnya, berdasarkan monumen tugu peringatan, diperkirakan Kapal Van Der Wicjk karam di sekitar perairan Lamongan. Untuk menemukan bukti konkretnya secara ilmu pengetahuan, harus terus dikaji, akhirnya survei arkeologi bawah air menemukan bahwa benar ada bangkai kapal karam di titik lokasi yang sudah kami duga tempat tenggelamnya Kapal Van Der Wijck,” kata Yuhronur dalam siaran persnya.
Yuhronur mengaku telah mengambil beberapa foto bangkai kapal dari survei arkeologi bawah air, dan saat ini masih dilakukan tahap identifikasi untuk mencocokkan bagian dengan gambar asli kapal Van Der Wijck.
“Kami meminta dukungan dari Kemendikbudristek agar temuan ini dapat ditindaklanjuti. Saya juga berharap ke depannya temuan tersebut dapat dijadikan aset nasional,” katanya.
Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengaku pihak kementerian memang akan menindaklanjuti temuan itu.
“Akan kami tindaklanjuti dengan melaksanakan rapat koordinasi bersama lintas sektor. Hal ini dimaksudkan untuk menentukan peta jalan, penanganan, serta pengembangan hasil dari temuan tersebut,” kata Hilmar.
Sebelumnya, Arkeolog Badan Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur Wicaksono Dwi Nugroho mengakui masih akan terus dikaji untuk dapat ditemukan bukti konkretnya berdasarkan ilmu pengetahuan.
“Memang ada kapal karam di titik yang kita duga Van Der Wijck, dari foto-foto dan video yang kami dapatkan. Namun, masih terus proses dan melakukan identifikasi perlahan-lahan. Jadi, kami terus cocokkan bagian-bagian dengan gambar dari Kapal Van Der Wijck,” kata Wicaksono.
Sementara berdasarkan literasi Wikipedia, Kapal Van Der Wijck merupakan kapal mewah di tahun 1921 yang tercatat tenggelam pada tahun 1936 di Laut Jawa.
Kapal itu dinamai Van Der Wijck, karena sesuai nama Gubernur Jenderal Hindia Belanda Carel Herman Aart van der Wijck, dan melatarbelakangi penulisan novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck oleh Hamka, yang kemudian diangkat menjadi sebuah film pada tahun 2013.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
As'ad Syamsul Abidin