Ilustrasi
Ilustrasi

Pamekasan, aktual.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan, Jawa Timur, Jumat menyerahkan bantuan armada pengangkut sampah kepada sejumlah pondok pesantren di wilayah itu, sebagai upaya menyukseskan program “eco-pesantren” yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Republik Indonesia, belum lama ini.

“Ada enam armada pengangkut sampah yang kami serahkan kali ini kepada enam pondok pesantren,” kata Bupati Pamekasan Baddrut Tamam dalam acara peringatan puncak Hari Sampah Nasional yang digelar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Angsanah, Pamekasan.

Keenam pondok pesantren penyelenggara program “eco-pesantren” yang menerima bantuan pengangkut sampah roda tiga itu, masing-masing Pondok Pesantren Mambaul Ulum Bata-bata, Darul Ulum Banyuanyar, Pondok Pesantren Banyuanyar Al Hamidy, Ponpes Bettet, Darul Akhlaq Toronan dan Pondok Pesantren Al-Madani Sumber Bungur, Pakong.

Penyerahan dilakukan langsung oleh Bupati Pamekasan Baddrut Tamam didampingi Wakil Bupati Pamekasan Raja’e dan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkab Pamekasan Totok Hartono, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Amin Djabir.

Bupati menjelaskan, penyerahan bantuan armada pengangkut sampah di hari Jumat dan bertepatan dengan kegiatan rutin Pemkab Pamekasan “Jumat Berbaur” itu sebagai bentuk dukungan Pemkab Pamekasan dalam menyukseskan program “eco pesantren”.

Bantuan ini, sambung Baddrut, merupakan program pertanggungjawaban sosial perusahaan atau CSR dari Bank Jatim.

“Jadi, armada ini merupakan program CSR dari Bank Jatim ke Pemkab, oleh Pemkab dihibahkan ke enam pondok pesantren. Mudah-mudahan enam pesantren yang mendapatkan bantuan kendaraan pengangkut sampah ini yang sebelumnya sudah bersih semakin bersih, santrinya sehat karena lingkungannya bersih,” ujar Baddrut.

Menurut mantan anggota DPRD Jatim ini, di Kabupaten Pamekasan terdata sebanyak 326 pesantren yang tersebar di 13 kecamatan.

Dari jumlah tersebut, pondok pesantren yang ikut dan mendaftarkan diri dalam program “eco pesantren” sebanyak 39 pondok pesantren, enam di antaranya yang menerima bantuan armada pengangkut sampah itu.

“Mudah-mudahan dari semua pondok pesantren ini ke depan bisa berkomitmen untuk bisa ikut program ‘eco pesantren’, sehingga kalau dulu pesantren terkenal kumuh, ke depan justru pesantren menjadi penggerak utama kebersihan,” katanya.

Bupati yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Sumber Anyar Tlanakan, Pamekasan, ini lebih lanjut menceritakan bahwa dulu di pesantran sering ditulis “Annadzofatu minal iman” (kebersihan itu sebagian dari Iman).

Tapi dalam praktiknya, kata dia, hal itu belum terlaksana dengan baik, bahkan pesantren dipandang oleh sebagian orang sebagai tempat yang kumuh.

“Ke depan kita semua berharap untuk menjadikan ‘Annadzofatu minal iman’ menjadi spirit dan perilaku dan menjadi kebiasaan kita semua bahwa bersih itu menjadi perilaku kita semuanya,” ujar Baddrut Tamam.

Menurut dia, program “eco-pesantren” diterapkan dengan tujuan mendorong kesadaran umat Islam untuk lebih memahami dan peduli terhadap kondisi lingkungannya, juga dapat mendorong para santri dan pengkajian secara komprehensif tentang konsep Islam yang berkaitan dengan lingkungan serta implementasi dan revitalisasinya.

Program ini, katanya, juga bertujuan menjadikan pondok pesantren sebagai pusat pembelajaran ramah lingkungan bagi masyarakat.

Menurut bupati, prinsip etika lingkungan diharapkan menjadi acuan dalam program tersebut, yakni bersikap hormat terhadap alam, tanggung jawab, solidaritas, kasih sayang dan peduli terhadap lingkungan hidup dan selaras dengan alam, keadilan, demokrasi, integritas moral.

Artikel ini ditulis oleh:

Eko Priyanto