Jakarta, Aktual.com – Beredar di sosial media, unggahan Instagram @infodepok_id, dari salah satu orangtua penerima bantuan makanan stunting dari Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Pasalnya Bantuan makanan untuk balita stunting yang disebut Pemberian Makan Tambahan (PMT), di Pemerintah Kota (Pemkot) Depok senilai Rp 4,9 miliar, ternyata hanya terdiri dari tahu dan nugget.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Depok, Mary Liziawati, menyatakan bahwa hal ini sesuai dengan pedoman (juknis) yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Jadi kita mengikuti juknis tersebut (Kemenkes) bahwa PMT yang diberikan kepada balita ini adalah PMT lokal berarti dengan bahan dasar lokal yang diolah oleh UMKM. Kita mengikuti juknis tersebut dengan pemberian selama 28 hari dengan 6 hari kudapan dan 1 hari makanan bekal,” ujar Mary kepada wartawan di Balai Kota Depok, Kamis (16/11).

Menurut Mary, tantangannya muncul pada hari pertama implementasi karena masyarakat belum terbiasa dengan jenis camilan tersebut dan belum menyadari bahwa PMT bukanlah makanan lengkap. Oleh karena itu, pihaknya melakukan upaya sosialisasi untuk memberikan pemahaman mengenai hal tersebut.

“Ini kan rame ‘Cuma dua tahu, cuma dua otak-otak’. Dari buku resep yang dikeluarkan UNICEF dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan bahwa memang di kudapan itu terdapat dua jenis protein hewani yang sudah mencukupi kandungan gizi untuk para balita,” katanya.

“Otak-otaknya bukan otak-otak yang dijual pinggir jalan. Tapi otak-otak isinya telur, sehingga memang kandungan gizinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan Kemenkes,” imbuhnya.

Mary menyatakan bahwa ini merupakan kali pertama PMT mendapatkan dukungan finansial dari daerah. Pihaknya menerima alokasi dana sebesar Rp 4,9 miliar dari pemerintah pusat untuk PMT lokal, yang nantinya akan disalurkan ke 38 puskesmas di Kota Depok.

“(Per paket) Rp 18.000 itu all in ada pajak, ada distribusi, ada untuk kemasan, pencucian, karena kita bilang ke vendor penyedia cuci dahulu karena kita tidak ingin menambah himpunan sampah di Kota Depok. (Paket) 9.882 tiap hari selama 28 hari nanti numpuk seperti apa, sehingga kita minta kemasannya yang dipakai ulang atau reuse,” jelasnya.

Mary menambahkan bahwa PMT yang diberikan kepada balita telah memenuhi standar gizi. Namun, sayangnya, informasi tersebut belum tersebar luas di masyarakat dan menjadi perbincangan.

“Persepsinya selama ini yang sering dilakukan PMT Kota Depok adalah PMT yang diberikan dengan non-anggaran pemerintah ya, baik pihak swasta, CSR perusahaan, kemudian dari PKK dengan anggaran sponsor, anggaran CSR gitu. Jadi selalu diberikan menu lengkap. Belum pernah memang PMT lokal dalam bentuk kudapan,” imbuhnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Yunita Wisikaningsih