Madiun, Aktual.com – Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Kediri mengapresiasi upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, dalam menekan laju deflasi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir secara berturut-turut selama masa pandemi COVID-19.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri Sofwan Kurnia menilai upaya pencegahan penyebaran COVID-19 dan pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah kota setempat telah membuat kondisi kondisi perekonomian di Kota Blitar masih berjalan baik atau “on the track”.
“Sudah on the track, tinggal menunggu momentum yang tepat untuk ekonomi semakin baik,” ujar Sofwan Kurnia saat kegiatan “High Level Meeting” Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Madiun dalam rangka Evaluasi dan Review Perkembangan Inflasi Kota Madiun di Hotel Aston Madiun, Kamis(15/10).
Menurut dia, apresiasi layak diberikan karena meski upaya pencegahan penyebaran COVID-19 yang dilakukan Pemkot Madiun menyebabkan terjadi deflasi selama tiga bulan berturut-turut sejak bulan Juli, Agustus, dan September, namun secara umum masih terkendali.
“Saat ini sedang di tengah pandemi COVID-19. Sebagian besar daerah mengalami deflasi. Untuk Kota Madiun, harusnya deflasi yang terjadi lebih tajam, tapi justru angka deflasi di kota lebih baik dari pada sewaktu belum ada COVID-19,” kata dia.
Artinya, lanjut Sofwan Kurnia, ekonomi bergerak di Kota Madiun. Semua stimulus ekonomi bisa dijalankan asalkan tetap mematuhi protokol kesehatan COVID-19.
Maka dari itu, Ia menyampaikan capaian yang diraih Kota Madiun tersebut patut dijadikan percontohan dari segi penanganan rem kasus COVID-19 dan gas ekonomi.
Wali Kota Madiun Maidi mengatakan deflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kegiatan menekan penyebaran COVID-19. Hal itu menyebabkan aktivitas masyarakat di luar rumah berkurang.
“Kondisi itu secara otomatis membuat perputaran uang dan daya beli masyarakat tak seperti biasanya, sebelum adanya pandemi,” kata Wali Kota Maidi.
Meski begitu, kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat perlahan akan kembali dibuka, agar peredaran dan perputaran uang meningkat. Dengan begitu, daya beli masyarakat terhadap komoditas di Kota Madiun kembali pulih.
Sesuai data BPS Kota Madiun, pada bulan Juli 2020 Kota Madiun mengalami deflasi sebesar 0,04 persen, sedangkan Agustus dan September masing-masing terjadi deflasi sebesar 0,02 persen.
Sementara itu, data periode yang sama tiga tahun terakhir Juli-September, siklus di Kota Madiun mengalami deflasi. Bahkan tahun 2018 dan 2019 lalu deflasinya menembus 0,07 persen. Sedangkan Juli-September tahun ini, deflasinya lebih baik atau hanya 0,02 persen dibanding saat tidak ada pandemi.(Antara)
Artikel ini ditulis oleh:
Warto'i