Semarang, Aktual.com — Pemerintah Kota Semarang akhirnya sepakat membentuk tim investigasi atas kegagalan ratusan siswa jurusan IPA SMAN 3 yang masuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2016. Keputusan itu muncul setelah menggelar rapat tertutup selama lima jam.
Dalam pertemuan di Balai Kota Semarang, Rabu (12/5), dihadiri Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, Kepala Dinas Pendidikan kota Semarang, Bunyamin, anggota DPR RI Komisi X Noor Achmad, serta Kepala SMAN 3 Bambang Niantomulyo.
“Tim investigasi segera cari tahu siapa yang salah. Apakah sekolah, sistemnya atau panitia SNMPTN. Nantinya kita rekomendasikan ke Menristekdikti di Jakarta,” kata Hevearita, Kamis (13/5).
Ia mengatakan, tim investigasi yang dibentuk bekerja untuk menyelesaikan kasus ini. Selain itu, tim investigasi bertugas membongkar aktor dibalik kegagalan siswa IPA ikut SNMPTN.
Dengan begitu, tim investigasi akan menyelamatkan muka siswa cerdas yang layak masuk perguruan tinggi melalui jalur SNMPTN, bukan dikorbankan karena kesalahan yang bukan dari siswa.
Terpisah, saat dimintai keterangan awak media, Kepala SMAN 3 Semarang, Bambang Niantomulyo tak mau disalahkan atas kegagalan 380 siswa IPA reguler dalam tes SNMPTN.
“Sudah kita input data siswa terkait SNMPTN sesuai petunjuknya. Dan semua ini akibat kesalahan IT di pihak panitia SNMPTN,” terangnya.
Dalam kasus itu, diketahui kegagalan siswa masuk seleksi SNMPTN 2016 bermuara pada kebijakan SMAN 3 yang menerapkan Sistem Kredit Semester (SKS) sejak semester 1-5 khusus pada jurusan tersebut layaknya orang berkuliah di universitas. Sementara di sisi lain, dua kelas lainnya IPS dan IPA Akselerasi tidak menggunakan SKS.
Kejanggalan muncul karena dua jurusan itu yang diterima SNMPTN. Sedangan untuk kelas IPA reguler yang banyak diisi oleh siswa berprestasi belakangan tak lolos SNMPTN di perguruan tinggi manapun.
“Maka saya tegaskan kepada murid-muridku semua, kesalahan tidak bisa ditimpakan kepada sekolah. Itu kesalahan di IT SNMPTN,” tambah Kepala Sekolah.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan