Jakarta, Aktual.co —Pemprov DKI dan Perusahaan Daerah (PD) PAM Jaya diminta bisa memaksimalkan sumber air baku yang telah ada di Jakarta.
Karena saat ini, hampir seluruh atau sekitar 97,6 persen, sumber untuk pasokan air baku DKI berasal dari luar DKI Jakarta. Hanya 2,4 persen saja yang berasal dari Kali Krukut dan Taman Kota di Ibukota.
“Pemprov dan PAM harus lebih kreatif untuk memaksimalkan air baku yang telah ada,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Water Institute Firdaus Ali, di Balaikota DKI, Jumat (21/11).
Saat ini, ujarnya, sumber air baku yang diambil dari luar kota Jakarta, yakni 81,6persen dari Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat dan 16persen dari Sungai Cisadane di Tangerang.
Mengingat masih kurangnya pasokan air untuk kebutuhan 12,6 juta jiwa warga Ibukota, dia pun meminta Pemprov DKI dan PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta untuk mengurangi tingkat kebocoran air.
Saat ini tingkat kebocoran air mencapai 42 persen atau hampir setengahnya dari total kapasitas air baku di Jakarta 18.000 liter/detik. 
Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta Andi Baso M, sebelumnya mengatakan di tahun 2025 nanti, kebutuhan pasokan air baku untuk warga Jakarta adalah sebesar 40.000 liter/detik. 
“Kami berusaha untuk bisa memenuhi kekurangan air baku atau air bersih ini,” ujarnya.
Saat ini, diakuinya, DKI masih belum bisa memenuhi pasokan kebutuhan air baku bagi 12,6 juta warganya. Dari kebutuhan sebesar 27.600 liter/ detik, yang baru bisa dipenuhi baru 18.000 liter/detik.  Atau kurang 9.600 liter/detik.

Artikel ini ditulis oleh: