Jakarta, Aktual.co — Ketua organisasi Angkatan Daerah (Organda) DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan menilai rencana Pemprov DKI mengganti bus kopaja menjadi bus besar adalah ide yang bodoh. Selain rute yang dilintasi Kopaja bukan hanya jalan besar, Kopaja sendiri tidak akan sanggup mengganti armadanya tersebut.
Shafruhan pun meminta agar Pemprov DKI Jakarta tidak usah menggandeng angkutan umum untuk meningkatkan layanan transportasi.
“Biar kami jalan sendiri saja. Birokrat aneh. Kami ini pengusaha kecil. Cuma ngomong doang memberikan subsidi angkutan transportasi,” kata Sharuhan saat dihubungi, Rabu (18/3).
Belum lagi rencana sistem rupiah perkilometer yang dijanjikan Pemprov terpaksa ditunda lantaran tak ‘akurnya’ PT Transportasi Jakarta dan Dinas Perhubungan.
“Kopaja sendiri sudah menyiapkan 150 bus standarisasi dari TransJakarta,” ungkapnya.
Pengadaan 150 bus tersebut, lanjut Shafruhan, bukanlah hal yang mudah. Pengusaha Kopaja merevitalisasinya dengan menggunakan pinjaman bank. Artinya, selama belum beroperasi, pengusaha Kopaja kebingungan untuk membayar pinjaman tersebut.
“Birokrat meminta dari akhir tahun lalu, kita sudah siapin. Saat sudah siap mereka minta diganti bus besar. Sudahlah, kami pengusahan kecil jangan dipermainkan,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepada Dinas Perhubungan Benjamin Bukit memastikan rencana revitalisasi angkutan umum dengan sistem rupiaj perkilometer dipastikan batal terlaksana Maret ini. Penyebabnya, Deputi Gubernur Bidang Industri, perdagangan dan Transportasi DKI Jakarta, Sutanto Soehodo meminta Kopaja untuk mengganti armada dengan bus besar.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid