Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat membangun bandara di Karawang, Jawa Barat, menyusul batalnya rencana pembangunan bandara Ali Sadikin di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Membangun bandara di Marunda dinilai beresiko mengganggu aktivitas penerbangan di dua bandara yaitu Soekarno-Hatta dan Halim Perdanakusuma.
“Dirjen Perhubungan Udara sudah sampaikan kepada saya, lebih baik bangun bandara di Karawang saja karena mumpung belum ada investor,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama (Ahok) di Jakarta, Sabtu (29/11).
Pemprov DKI pun menyambut baik saran tersebut. Menurutnya, pembangunan bandara di kawasan Karawang akan berdampak positif karena perekonomian di kawasan Karawang sebagai salah satu daerah penyangga Jakarta akan tumbuh.
“Kalau banyak bangun di pinggiran, orang tidak akan menyerbu Jakarta terus. Kita ingin dorong keluar,” ujarnya.
Rencana untuk membangun bandara di kawasan yang 90% tanahnya milik Perhutani itu akan segera ditindaklanjuti untuk pembebasan lahan. Pemprov DKI  telah mengirim surat terkait pembangunan bandara ke Kementerian Perhubungan, tinggal menunggu komitmen Jawa Barat yang bersedia mendukung rencana pembangunan bandara ini.
Investasi secara business to business tersebut dilakukan Pemprov DKI jika Perhutani bersedia memberikan lahannya kepada Pemprov DKI. Pemprov DKI akan menyerahkan tugas ini kepada BUMD yang bergerak di bidang properti dan infrastruktur, yaitu PT Pembangunan Jaya atau PT Jakarta Propertindo.
“Kita tidak mau menghabiskan banyak uang untuk pembebasan lahan. Tapi, ya tergantung pemerintah pusat dan Perhutani. Kalau enggak dapat tanahnya, ya enggak apa-apa. Duitnya bisa buat Bank DKI naik ke BUKU IV, kan butuh Rp30 triliun,” tambahnya.
Sebelumnya, proyek pembangunan bandara tersebut juga sempat direncanakan pemerintah pusat yang merupakan proyek pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum sebagai alternatif bandara Soekarno-Hatta yang sudah terlalu padat.
Bandara Karawang direncanakan memiliki kapasitas tampung mencapai 90 juta penumpang setiap tahun. Jauh lebih besar dari Bandara Soekarno-Hatta sebanyak 22 juta penumpang setiap tahun. Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap studi kelayakan dan tata ruang. Diperkirakan, studi kelayakannya rampung Januari 2015.

Artikel ini ditulis oleh: