Pemprov DKI Jakarta ingin memberikan fasilitas yang lebih banyak dan akan didiskusikan lebih jauh dengan para aktivis yang selama ini sudah membimbing mereka. “Supaya kita bisa fasilitasi sesuai kebutuhannya, jangan sampai kita merasa tahu apa yang dibutuhkan anak – anak itu,” katanya.

Hal ini merupakan esensi Smart City sebagai kota penyedia jasa pelayanan publik yang saat ini menjadi kota yang melibatkan warganya dalam kolaborasi membangun wilayah ini. Ini disampaikan saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) di Smart City Expo di Grand Hyatt Resort, Casablanca, Maroko, Rabu (18/4).

“Esensinya membawa kota sebagai penyedia pelayanan publik menjadi kota yang melibatkan warg yang berkolaborasi. Dari City 2.0 yang sekarang menjadi menjadi City 4.0 dan ini dilakukan teknologi sebagai enebler, disinilah peran sebagai Smart City sangat penting,” kata Gubernur.

Bagaimana teknologi bisa menjadikan warga sebagai kolaborator. Kedekatan dan kolaborasi warga yang berpartisipasi dalam pembangunan, katanya.

Saat ini di dalam Transjakarta disiapkan tempat duduk untuk para difabel dan lansia yang merupakan prioritas pelayanan, sehingga tidak ada masalah. Sementara itu, Yanti salah seorang ibu yang anaknya memiliki kelebihan khusus merasa puas dengan pelayanan Transjakarta, namun masih berharap agar di dalam Transjakarta anak mereka bisa makan dan minum, karena saat ini tidak boleh makan dan minum di dalamnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid